Bahagia itu sederhana, tidak perlu
apapun, cukup berkumpul, bermain, dan berkomunikasi, itu sudah membuat bahagia.
Kalimat di atas adalah hasil
refleksi saya saat saya berkesempatan mengikuti kegiatan anak-anak di kampung
Tales dan kampung Bendul, dampingan Sanggar Merah Merdeka (SMM). Anak-anak yang
saya temui di Tales dan Bendul, sangat ramah dan terbuka dengan kedatangan
kami. Tidak ada rasa canggung yang kami terima dari anak-anak terhadap kami
yang baru datang ketika berkumpul dan bermain dengan mereka.. Dengan rasa
bahagia, kami berbaur dalam setiap permainan dengan anak-anak.
Saya semakin merasa bahagia ketika
memperoleh kesempatan untuk mengikuti kegiatan bakti sosial pengobatan gratis
yang diadakan SMM pada bulan November 2013. Peran saya dengan teman-teman di
bagian tensi. Berperan di bagian tensi, maka saya dapat mendengarkan keluhan
rasa sakit yang dirasakan masyarakat sekaligus bisa memberikan sedikit
informasi untuk mengurangi rasa sakit mereka.
Interaksi dengan ikut berkegiatan
dan mengobrol baik dengan anak-anak maupun dengan pendamping SMM membuat saya
dan teman-teman dapat memahami tentang hidup sehari-hari anak-anak ini. Saya
semakin belajar bahwa bahagia itu tidak dapat diukur dengan imbalan apapun.
Rasa bahagia yang saya temukan di wajah anak-anak menunjukkan ketulusan hati
mereka untuk datang berkumpul dan bermain bersama kami. Hal yang paling utama
adalah komunikasi yang intens untuk perkembangan anak-anak ini.
Oleh Sorta
( Mahasiswa STIKES Vincentius A. Paulo Surabaya).
( Mahasiswa STIKES Vincentius A. Paulo Surabaya).
Dimuat dalam
buletin Fides Et Actio edisi No. 45, Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar