Tiba pada saat salah seorang
buruh bertanya, “Mas, kenapa yang lain tidak datang, padahal ketika awal
pembentukan basis, ada banyak orang yang datang dan sanggup bersama-sama memperjuangkan
hak buruh?” Pertanyaan sederhana tapi
itulah gejolak yang dialami beberapa buruh dalam proses memperjuangkan haknya. Pertanyaan
ini muncul ketika ada pelatihan riset yang diadakan oleh Wadah Asah
Solidaritas (WADAS) Surabaya bersama
dengan buruh perkebunan karet di Jember pada tanggal 3-4 Maret 2012. Ada
perasaan “sendirian” dalam pergerakan bersama. Dengan bahasa negatif mau
mengatakan adanya iri hati, karena teman-teman buruh yang lain tidak datang,
padahal pelatihan ini juga untuk kepentingan buruh. Beberapa orang merasa mengapa
hanya mereka saja yang bekerja untuk memperjuangkan nasib buruh padahal kalau
berhasil, teman-teman buruh (yang tidak terlibat langsung dengan proses
perjuangan) juga akan terkena dampak positifnya. Wah, ternyata berat memberikan
pencerahan dan penyadaran kepada mereka. Padahal, dengan “sadarnya” mereka, ini
akan mempermudah proses perjuangan itu sendiri. Lalu apa yang saya bisa
ceritakan kepada mereka yang merasa “sendirian”?
Tampilkan postingan dengan label buruh kebun. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label buruh kebun. Tampilkan semua postingan
Senin, 22 Juni 2015
Sabtu, 28 Juni 2014
Sanggar Pendidikan Buruh Perkebunan
Upaya Perbaikan Pendidikan
Buruh Perkebunan
![]() |
Sanggar
pendidikan keluarga buruh perkebunan di Banyuwangi
|
Masa kanak-kanak
adalah masa yang indah karena dipenuhi dengan canda tawa, bermain, mendapatkan
kasih sayang dari orang tuanya, dan tentunya belajar demi mencapai masa depan
yang penuh harapan. Namun, kondisi ini sangat berbeda dengan kondisi anak-anak
buruh perkebunan di Banyuwangi. Fenomena anak putus sekolah dan bekerja di
kebun telah merampas hak ceria mereka karena terpaksa menjadi buruh sebelum
usia dewasa. Seharusnya mereka lebih memilih bersekolah dari pada kerja di
kebun. Tapi kondisi berbicara lain, penghasilan orang tua yang sedikit dari
bekerja di kebun dan pengetahuan orang tua yang minim soal pendidikan membuat
anak-anak mereka harus mengubur dalam-dalam untuk bisa sekolah pada tingkatan
SMA apalagi sampai sekolah pada tingkat universitas. Untuk membantu pengetahuan
dan keterampilan anak-anak buruh kebun, Wadas membangun sanggar belajar bagi
keluarga buruh kebun,yang menyediakan pendidikan membaca, menulis, bahasa
inggris, bahasa Indonesia dan keterampilan. Wadas juga mendirikan taman baca
yang menunjang penambahan pengetahuan bagi keluarga buruh perkebunan. Sanggar
belajar tersebut tidak diperuntukkan bagi anak-anak semata, para ibu dan bapak
yang ingin belajar pun juga ditampung dalam sanggar demi terwujudnya perbaikan
pendidikan bagi keluarga buruh perkebunan.
![]() |
Anak-anak buruh perkebunan tengah
mengikuti pendidikan di Sanggar
|
Dimuat
dalam buletin Fides Et Actio edisi No.44, Pebruari 2014
Langganan:
Postingan (Atom)