Selamat datang di blog kami! Selamat menikmati aktivitas yang kami tuangkan dalam bentuk tulisan. Bila ada pertanyaan seputar aktivitas kami, silakan kirim ke alamat email kami: sekretkasihbangsa@gmail.com. Kunjungi pula situs kami di https://ykbs.or.id - Terima kasih...
Tampilkan postingan dengan label penggusuran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label penggusuran. Tampilkan semua postingan

Senin, 09 April 2018

Ia Semakin Diam



Mataku tak pernah lepas dari dia. Seorang anak 14 tahun. Setahuku ia anak pendiam. Begitu pula yang dikatakan teman-temannya. Pagi hari berangkat ke sekolah. Sepulangnya dia bermain. Petang hingga malam ngamen di perempatan besar dekat gubuknya. Hasilnya adalah setoran buat ibunya, yang selalu nunggu sambil membawa si adik mungil
 
Sudah lebih dari tiga minggu ia meringkuk di sel ini. Kecil dan sempit. Tapi mungkin lebih luas dari pada gubuk reotnya yang tersisa dari penggusuran bulan lalu. Namun, itu tetap sebuah sel. Terpisah dari yang dewasa. Terhubungkan hanya oleh jendela tralis. Mencuri HP adalah dosanya.

Kamis, 26 November 2015

Ia Semakin Diam



Mataku tak pernah lepas dari dia. Seorang anak 14 tahun. Setahuku ia anak pendiam. Begitu pula yang dikatakan teman-temannya. Pagi hari berangkat ke sekolah. Sepulangnya dia bermain. Petang hingga malam ngamen di perempatan besar dekat gubuknya. Hasilnya adalah setoran buat ibunya, yang selalu nunggu sambil membawa si adik mungil.

Sudah lebih dari tiga minggu ia meringkuk di sel ini. Kecil dan sempit. Tapi mungkin lebih luas dari pada gubuk reotnya yang tersisa dari penggusuran bulan lalu. Namun, itu tetap sebuah sel. Terpisah dari yang dewasa. Terhubungkan hanya oleh jendela tralis. Mencuri HP adalah dosanya.

Jumat, 03 Juli 2015

"Yang Terhormat", Mengapa?



Aku duduk bersila, berhimpitan dengan yang lain di ruangan ini. Bukan ruangan sebenarnya. Setengah terbuka. Persis di pinggir kali. Sebagian  duduk di tengah jalan sempit beralas koran dan kardus. Lampu tidak seberapa terang. Asap rokok mengepul dan melayang. Segera menghilang dari pandangan begitu mencapai udara terbuka. Seperti itulah asa yang tersisa di hati mereka. Kira-kira.

Kutatap satu persatu wajah-wajah di sini. Wajah-wajah lelah. Marah. Tegang. Berpengharapan hanya setengah. Mungkin malah kurang dari itu. Itu pun kalau masih tersisa.  Apa yang ada di benak mereka? Apalagi kalau bukan ancaman penggusuran….