Raut wajahnya tampak memucat. Tidak kelihatan kegembiraan
terpancar, sepertinya dia sedang menahan rasa sakit di tubuhnya. Beberapa kali
dia berusaha untuk mengubah posisi duduknya. Kadang kedua lututnya diangkat
agar dapat meletakkan dagu di atasnya. Sesekali dia memandang ruangan rumahnya.
Tampak tumpukan beberapa potong pakaian yang sobek dan mulai kumal di dua sudut
rumah. Di tengahnya dipasang tiga kelambu yang digantungkan saja dengan tali.
Tidak ada kasur di dalamnya, hanya potongan kardus, kain untuk membungkus badan
pada saat tidur, dan sebuah bantal yang warnanya mulai tidak jelas. Agak ke
tengah ada tungku api, dengan tumpukan sagu yang diletakkan di atas pelepah
pohon sagu, sebuah tandan pisang dan beberapa tempat masak, piring, sendok dan
gelas. Istrinya sedang duduk di antara tiga kelambu. Wajahnya terus membungkuk,
sorot matanya memandang bayi kecil yang sedang dipangkunya. Wajahnya terus
memandang bayi yang ada di gendongannya. Beberapa kali ia mengangkat wajahnya,
namun sorot matanya selalu memandang keluar. Tampak kosong. Mungkin ia sedang
memikirkan sesuatu? Sedangkan tiga orang anaknya yang lain duduk berdekatan
denganku. Itulah keluarga Yakob, salah satu umat yang tinggal di paroki, tempat
saya bertugas.
Tampilkan postingan dengan label terasing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label terasing. Tampilkan semua postingan
Kamis, 02 Februari 2017
Jumat, 22 Januari 2016
Adakah Natal didalam hati?
Aku
duduk dalam diam di bangkuku, diantara ratusan orang yang memenuhi ruangan yang
dihias semarak. Kuedarkan pandanganku menyapu satu persatu hiasan dan pernak
pernik natal yang menyegarkan pandangan mataku.
Sebuah
kandang natal di sudut kiri depanku tampil eksentrik. Kandang natal bergaya
minimalis dan milenium sangat menarik perhatianku karena tampak berbeda dengan
kandang natal yang lazim ada. Patung-patung Bunda Maria, St. Yosef, para
gembala, domba dan palungan berada di dalam sebuah rangka kubus. Hanya
beratapkan lempengan plat melengkung. Dibelakangnya berdiri pohon-pohon terang
dengan dengan konsep minimalis. Patung 3 orang majus rapi berjejer didepan
mimbar. Rangkaian bunga yang cantik dan lilin yang indah memenuhi altar.
Meja diatas altar yang berukirkan perjamuan malam terakhir nampak indah dengan
lampunya yang dinyalakan. Pohon-pohon terang langsing bertaburan lampu-lampu
kecil berwarna putih yang diletakkan menempel pada dinding altar sungguh tampak
anggun, elegan, dan memukau. Pita kain berwarna warni digantungkan di pagar
balkon. Krans-krans natal tergantung di setiap pilar di sekeliling ruangan.
Sebuah lonceng raksasa dari rotan tergantung gagah pada langit-langit.
Lilin-lilin dan rangkaian bunga yang indah terpasang disetiap ujung bangku
disepanjang lorong tengah. Lagu-lagu natal berkumandang sepanjang waktu untuk
mengisi waktu tunggu sebelum Misa Kudus dimulai.
Langganan:
Postingan (Atom)