Selamat datang di blog kami! Selamat menikmati aktivitas yang kami tuangkan dalam bentuk tulisan. Bila ada pertanyaan seputar aktivitas kami, silakan kirim ke alamat email kami: sekretkasihbangsa@gmail.com. Kunjungi pula situs kami di https://ykbs.or.id - Terima kasih...
Tampilkan postingan dengan label pendamping. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pendamping. Tampilkan semua postingan

Selasa, 12 Mei 2015

Kasih mengalahkan segalanya



Baru kali ini aku ke pemakaman dengan situasi sangat tidak bersahabat, hujan dan makamnya seperti sawah yang baru dibajak dan penuh air sampai ukuran diatas mata kakiku. Saat peti jenasah Joe dimasukkan liang lahat aku lebih senang mengatakan diceburkan, karena dimasukkan berarti keadaan tanah kering sedangkan makam ini wah penuh air. Aku tidak tega karena peti mengapung diatas air. Aku juga gelisah karena takut ada cacing dikakiku. Selesai pemakaman, aku panik karena romo kok tidak kelihatan. Celingak celinguk aku mencari, ternyata romo dengan cepat bergegas menuju mobilnya dan membersihkan kakinya. Tanpa berlama lama aku segera ke mobil romo, karena kalau tidak, aku akan pulang dengan siapa. Tidak ada yang kukenal dan makam ini jauh dari rumahku. Saat dirumah duka aku sudah bimbang mau ikut kemakam, atau tidak ya, tapi dengan siapa, karena tidak ada yang kukenal. Ada 1 temanku, itupun dia tidak bisa ikut ke makam karena harus segera masuk kerja. Tapi kalau tidak ikut aku sangat tidak tega. Syukurlah aku menemukan seorang romo yang kukenal dan aku diijinkan ikut ke mobilnya, lega rasanya.

Kamis, 05 Juni 2014

Bayar dan Bayar…



ilustrasi.dari www.oceannaz.wordpress.com
Mereka begitu riang bermain. Dua anak ini, bersama anak-anak lainnya. Lari ke sana kemari. Menggoda temannya. Mendekati relawan-relawan pendamping. Ulah mereka membuat tersenyum. Dasar anak-anak. Lincah. Riang. Tak berbeban.

Mereka memang tidak berbeban. Yang berbeban justru orang lain. Orang tua dan kami semua. Dua anak ini tidak sekolah lagi. Baru saja mereka drop out. Alasan ekonomi. Yang satu malah keluar dengan proses dramatis. Begitu pulang dari luar kota dan mendengar si anak ditariki Rp 400.000,00 untuk urusan UNAS, si bapak langsung ke sekolah dan mengajaknya pulang. Langsung keluar saat itu juga.