Baru kali ini aku ke pemakaman
dengan situasi sangat tidak bersahabat, hujan dan makamnya seperti sawah yang
baru dibajak dan penuh air sampai ukuran diatas mata kakiku. Saat peti jenasah
Joe dimasukkan liang lahat aku lebih senang mengatakan diceburkan, karena
dimasukkan berarti keadaan tanah kering sedangkan makam ini wah penuh air. Aku
tidak tega karena peti mengapung diatas air. Aku juga gelisah karena takut ada
cacing dikakiku. Selesai pemakaman, aku panik karena romo kok tidak kelihatan.
Celingak celinguk aku mencari, ternyata romo dengan cepat bergegas menuju
mobilnya dan membersihkan kakinya. Tanpa berlama lama aku segera ke mobil romo,
karena kalau tidak, aku akan pulang dengan siapa. Tidak ada yang kukenal dan
makam ini jauh dari rumahku. Saat dirumah duka aku sudah bimbang mau ikut
kemakam, atau tidak ya, tapi dengan siapa, karena tidak ada yang kukenal. Ada 1
temanku, itupun dia tidak bisa ikut ke makam karena harus segera masuk kerja.
Tapi kalau tidak ikut aku sangat tidak tega. Syukurlah aku menemukan seorang
romo yang kukenal dan aku diijinkan ikut ke mobilnya, lega rasanya.
Tampilkan postingan dengan label pendamping. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pendamping. Tampilkan semua postingan
Selasa, 12 Mei 2015
Kamis, 05 Juni 2014
Bayar dan Bayar…
![]() |
ilustrasi.dari www.oceannaz.wordpress.com |
Mereka begitu riang bermain. Dua
anak ini, bersama anak-anak lainnya. Lari ke sana kemari. Menggoda temannya.
Mendekati relawan-relawan pendamping. Ulah mereka membuat tersenyum. Dasar
anak-anak. Lincah. Riang. Tak berbeban.
Mereka memang tidak berbeban. Yang
berbeban justru orang lain. Orang tua dan kami semua. Dua anak ini tidak
sekolah lagi. Baru saja mereka drop out. Alasan ekonomi. Yang satu malah keluar
dengan proses dramatis. Begitu pulang dari luar kota dan mendengar si anak ditariki
Rp 400.000,00 untuk urusan UNAS, si bapak langsung ke sekolah dan mengajaknya
pulang. Langsung keluar saat itu juga.
Langganan:
Postingan (Atom)