Selamat datang di blog kami! Selamat menikmati aktivitas yang kami tuangkan dalam bentuk tulisan. Bila ada pertanyaan seputar aktivitas kami, silakan kirim ke alamat email kami: sekretkasihbangsa@gmail.com. Kunjungi pula situs kami di https://ykbs.or.id - Terima kasih...
Tampilkan postingan dengan label YKBS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label YKBS. Tampilkan semua postingan

Kamis, 20 Januari 2022

NATARU Bersama Karyawan, Relawan, dan Donatur YKBS

Terlihat suasana baru saat memasuki rumah Sekretariatan YKBS pada Sabtu, 15 Januari 2022. Pernak-pernik sederhana dengan dominasi warna merah dan hijau menghiasi seluruh sudut ruang. Hari ini YKBS bersama karyawan, relawan, dan donatur merayakan peringatan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. “Memang sedikit terlambat, sebenarnya sudah diagendakan di awal tahun, namun ternyata beberapa dari kami masih harus menyelesaikan tugas tanggap kebencanaan di Gunung Semeru, sehingga baru hari ini kita bisa merayakan bersama.” Ujar Rm Novan Agestyo, CM selaku Ketua YKBS ketika memberi sambutan pembuka acara. Acara ini juga merupakan kegiatan berkumpul bersama yang dapat terselenggarakan pertama kali sejak pandemi, tentu saja selama kegiatan seluruh peserta telah menjalankan protokol kesehatan yang berlaku umum.

Selasa, 18 Mei 2021

Nasib Manusia Lanjut Usia

 

Asmali (60) tampak termenung meratapi nasibnya. Lelaki yang sehari-sehari mengatar es balok ke warung-warung mengeluh karena orang yang mau membeli es nya semakin berkurang."Orang-orang sekarang lebih banyak memakai es kristal. Sebagian juga membuat sendiri karena sudah banyak yang mempunyai kulkas," ucap pria yang khas dengan logat Madura ini.

 

Bapak yang mempunyai lima anak ini sedang menghadapi masa-masa sulit. Ia dulu menafkahi keluarganya dengan jualan es lilin keliling dari gang-gang di kota Surabaya. Pekerjaan ini telah ia jalani selama lima tahun.

Senin, 08 Maret 2021

Pelajaran Hidup Yang Penuh Makna

 

Pertama kali datang di Sanggar Merah Merdeka, saya merasa project ini akan sangat membebani kami karena sistem yang dianut oleh Sanggar yang berbeda. Kami semua tahu bahwa kelompok yang lain mendapat bagian untuk mengajar di sekolah dimana mereka telah memiliki 1 orang anak terpilih yang nantinya akan menjadi calon presenter di IBM festival pada tanggal April lalu, namun ternyata Sanggar tidak setuju terhadap sistem tersebut.

Selasa, 23 Februari 2021

Sekolah Anak-Anak Kaum Miskin Kota

 

Sebuah perkampungan kumuh yang padat penduduk di daerah Cilincing, Jakarta Utara ini banyak dijumpai anak-anak yang tidak sekolah karena faktor ekonomi. Mereka adalah anak-anak buruh, pemulung, nelayan dan pedagang kecil.

 

Oleh karena itu, Yayasan Atmabrata mendirikan sekolah agar mereka juga bisa belajar. Ada tiga sekolah TK yang dirintis. Sekolah pertama ada di Kampung Sawah. Sekolah ini dinamakan Sekolah Empang. Jumlah siswanya ada 122. Terdiri dari 67 laki-laki dan 55 perempuan. Sekolah ini ada sejak 10 tahun yang lalu. Walaupun terletak di ibukota, hampir semua gedung sekolah ini terbuat dari bambu.

Rabu, 22 Juli 2020

KEPAHITAN HIDUP


Kepahitan hidup adalah situasi yang tidak menyenangkan yang dialami oleh seseorang sehingga membekas atau melukai hatinya sampai kapan saja. Ini istilah saya sendiri, jadi kalau ada seorang psikolog yang mempunyai pendapat lain silahkan saja. Dulu ada teman yang memakai istilah THP (the hurting people).

Kepahitan hidup dapat disebabkan oleh berbagai pengalaman hidup yang dianggap melukai perasaannya. Bisa kekecewaan yang mendalam. Bisa berbagai macam hal lain. Misalnya sudah kuliah tinggi-tinggi ternyata tidak dapat kerja yang diharapkan. Keluarga berantakan. Ingin pacaran tapi tidak laku-laku. Mengalami pelecehan pada waktu kanak-kanak. Masih banyak lagi hal yang dapat membuat orang mengalami kepahitan hidup.

Jumat, 17 Juli 2020

Mendapat Jodoh Pasca Bencana


Bro Diaz, nama yang kerap ia dengungkan kepada orang-orang yang baru berkenalan dengannya, memiliki followers sebanyak 4.255 orang. Bagi seorang lajang sepertinya fakta demikian merupakan hal yang membanggakan di era yang serba digital. Apalagi sosok satu ini bukanlah seorang publik figur. Bahkan profesi putra dari seorang pensiunan pelaut dan perawat ini hanya sebagai guru ekstrakurikuler pencinta alam di salah satu sekolah swasta yang ada di Surabaya. Meski demikian, menekuni pekerjaan semacam itu tak membuat semangat hidupnya luntur.

Selasa, 16 Juni 2020

Bermain Juga Belajar


Dunia anak adalah dunia bermain dan belajar. Namun tak semua orang tua memberi ruang yang cukup untuk bermain pada anaknya. Orang tua lebih banyak memberi waktu pada anaknya untuk belajar mulai dari pagi hingga malam hari. Bagi sebagian orang tua, banyak bermain justru menghabiskan waktu belajar.

Anak-anak mulai dari pagi hari hingga siang belajar di sekolah. Siang atau sore, anak-anak ikut bimbingan belajar baik dengan gurunya ataupun dibimbingan belajar umum. Sore atau habis magrib, anak juga ada yang mengaji. Setelah mengaji anak-anak disibukkan dengan PR sekolah.

Rabu, 20 Mei 2020

Warkop Sor Kersen


Warung kopi selalu menjadi tempat yang asyik bagiku. Walau pun aku sedia kopi di rumah, namun entah mengapa rasa kopi di warkop terasa lebih nikmat, atau mungkin karena dibuatkan orang lain?!?!?  hehe. Akhir-akhir ini banyak sekali muncul kedai kopi kekinian atau kafe dengan konsep yang modern, menu yang tak lazim (bagiku) dan suasana instagramable, namun entah mengapa warkop tetap menjadi pilihanku untuk menikmati kopi dan menghilangkan penatku (selain alasan isi dompet juga ).

Jumat, 27 Maret 2020

EMPATI KALA CORONA


Maju kena mundur kena. Barang kali kalimat tersebut tepat untuk menggambarkan kondisi para pekerja sektor informal saat ini.

Dengan meningkatnya korban virus korona dari hari ke hari di Indonesia, membuat nasib sekitar 74 jiwa  penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor informal menjadi serba salah. Jumlah tersebut lebih banyak daripada pekerja sektor formal yakni 55,3 juta jiwa, berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada Februari 2019.

Rabu, 18 Maret 2020

METAMORFOSIS DUO TUKANG RUSUH BERSAUDARA


Malam ini adalah malam minggu. Yaaah.... seperti biasa kebingungan selalu menyertaiku di malam seperti ini. Mau dihabiskan seperti apa lagi malam macam ini? Bengong di kosan? Haaah..., sudah biasa. Akhirnya aku memutuskan untuk mengiyakan ajakan temanku bertamu sambil nongkrong di kontrakan saudaranya. Namanya Darius Tri Sutrisno, biasa dipanggil Tri, dan saudaranya Agus Eko yang sering kupanggil Mas Agus, "muasuuk Pak Eko" gitu juga bolehlah, hehe...

Kamis, 05 Maret 2020

Dalam Kesederhanaan, Menemukan Arti Hidup


Siang itu pukul 11.20 WIB, matahari bersinar dengan teriknya. Dari kejauhan becak berwarna biru dan kuning nampak bergerak di Jalan Merdeka Barat, Malang. Dikayuh oleh Pak Mulyadi (62) seorang laki-laki bertubuh kurus dengan hanya memakai celana pendek krem dan baju batik berwarna biru. Pak Mul (demikian ia biasa disapa) mengayuh dari arah Selatan, kemudian merapatkan becaknya di trotoar jalan, di sisi sebelah Barat dari alun-alun Malang.

Dengan agak payah Pak Mul  yang asli kelahiran Sukun, Malang, turun dari sadel becaknya dan beranjak duduk di dalam becaknya untuk beristirahat. Sambil beristirahat Pak Mul mengambil botol minum yang dibawanya dari rumah dan mulai meminumnya.

Rabu, 19 Februari 2020

BEKAL DARI BRO DIAZ


Tanpa permisi dan mengucap salam, tiba – tiba Ia berjalan menuju ke depan. Kemudian berdiri di hadapan peserta yang sedang duduk dikursi. Lalu meminta mereka berdiri dari tempatnya seraya berkata. “Kumpulkan apa saja yang  kalian punya, sesuai dengan yang saya minta! Dan bebas mau di letakkan di depan atau tidak.” seru lelaki berbrewok itu.

Lantas 18 kader siswa kelas XII ditambah dengan 4 orang alumni dari sekolah menengah milik Yayasan Lazaris Surabaya bergegas melakukan perintahnya. Mereka mulai beranjak dari posisi masing - masing untuk meletakkan barang-barang yang disebutkan. Mulai dari topi, ikat rambut, alat tulis, jam tangan, sandal, kacamata, keplek nama, bahkan hingga uang tunai. Semua barang itu dikumpulkan pada satu area di lantai.

Selasa, 21 Januari 2020

Makanan Sehat Tak Selalu Menyehatkan

"Mas tolong sepedanya mundur, terus di jagang karena tukang tambal bannya sakit," ujar salah satu anak muda yang sedang duduk. Lantas saya bertanya-tanya dalam hatiku, lah sakit kok bekerja. Tak lama berselang, muncul seorang laki-laki kurus sambil berjalan merangkak.

Sambil membawa peralatan tambal ban, ia membongkar sepeda motor saya yang bocor. Ketika mencongkel ban dalam yang bocor, saya bertanya. Bapak sakit apa kok kurus? Lantas ia menjawab.

Rabu, 20 November 2019

NGEMPENG......

Salah satu ponakanku dulu masih ngempeng sampai agak besar. Meski dotnya udah koyak dan bau, tetapi dia selalu mencari dot itu dan menikmatinya. Dia tidak peduli meski diolok-olok masih ngempeng. Dia tidak peduli meski banyak orang merasa aneh melihatnya ngempeng dot yang sudah dapat dikatakan busuk. Baginya ngempeng adalah sebuah kenikmatan. Bila dot lama diganti pasti akan ribut dan nangis. Pernah juga sampai demam. Aku lupa kapan persisnya dia berhenti ngempeng. Apa penyebab dia mampu melepaskan dot kesayangannya. Seingatku tidak ada pengganti dotnya.

Kamis, 14 November 2019

Budaya kelapa (catatan mudik...)

Aku teringat saat pohon kelapa masih begitu banyak tumbuh di kampungku . Anak-anak bermain pedang-pedangan dengan janur kuning, sebagian lain bermain pecut yang terbuat dari lidi janur yang sangat elastis. Keluarga biasa berkumpul di serambi sambil membuat dan mengajari anak-anak mereka cara membuat ketupat. Kerajinan membuat hiasan berbasis janur juga mulai diturunkan dari generasi tua ke generasi berikutnya seperti pernik-pernik hiasan kembar mayang dan dekorasi janur.

Rabu, 30 Oktober 2019

Pesan dan Harapan Anak Sanggar di Hari Sumpah Pemuda


Bertepatan dengan hari sumpah pemuda, anak-anak Tales RW 10 Jagir, Wonokromo menuliskan pesan dan harapan dalam selembar kertas.

Kegiatan yang dilakukan tanggal 30 Oktober lalu difasilitasi oleh mahasiswa pendidikan luar sekolah Universitas Negeri Surabaya dan mahasiswa komunikasi dan menajeman Universitas Widya Mandala Surabaya. Kegiatan tersebut diisi dengan menonton film dan menuliskan beberapa harapan.

Anak-anak sanggar yang masih usia 5-12 tahun merupakan calon pemuda melenial yang harus berperan aktif memajukan kebudayaan, pendidikan, bangsa dan negara. Berikut pesan anak-anak sanggar.

Senin, 28 Oktober 2019

BAU BUSUK


Suatu sore seorang romo mengeluh bahwa di kamarnya tercium bau bangkai. Para pegawai pastoran menduga ada tikus yang mati. Mereka lalu sibuk mencari mulai dari plafon sampai sudut-sudut kamar. Ternyata tidak ditemukan bangkai apapun. Tetapi romo itu tetap mengatakan dia mencium bau bangkai. Dia menyuruh pegawai pastoran agar mencari lebih teliti. Pegawai pastoran kebingungan. Tidak tahu harus mencari dimana lagi. Romo itu lalu keluar dari kamarnya dan masuk ke ruang lain. Ternyata dia tetap mencium bau bangkai. Dia Tanya kepada semua orang apakah mencium bau bangkai. Tetapi tidak seorang pun yang mencium bau bangkai.

Sabtu, 26 Oktober 2019

Mimpi Besar Penulis Kecil

Siapa pun tidak dapat memberikan apa pun kepada orang lain jika tidak memilikinya. Jika saya tidak punya permen, maka saya tidak bisa memberikan permen kepada orang lain.

Berangkat dari kesadaran itu, saya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengikuti pelatihan dasar jurnalistik pada 5 Maret 2018 yang lalu. Dengan antusiasme dan semangat membara, saya mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Yayasan Kasih Bangsa Surabaya tersebut.

Bertempat di kantor sekretariat yayasan, pelatihan yang diberikan oleh redaktur Majalah Hidup itu dihadiri oleh 11 orang karyawan dan relawan yayasan. Dalam pelatihan tahap pertama tersebut kami belajar tentang penulisan berita. Untuk tahap kedua nanti rencananya akan membahas tentang penulisan feature.

Selasa, 22 Oktober 2019

Ragam Budaya Untuk Kebersamaan - 10 Tahun Yayasan Kasih Bangsa Surabaya


Kumpulan Video Acara Perayaan HUT YKBS ke-10 pada tanggal 5 Oktober 2019 di Lapangan Don Bosco, Jl. Tidar 119 Surabaya dengan tema “Ragam Budaya Untuk Kebersamaan”



 
Sambutan Ketua YKBS, Rm. Ignatius Suparno CM