Suasana hiruk
pikuk oleh suara alat musik yang sedang ditabuh. Orang banyak tumpah ruah
disekitar enam bocah laki-laki yang sedang menabuh dengan semangat 45. Ada yang
sekedar lewat sambil menoleh, ada yang berhenti tertegun menyaksikan permainan
tabuhan anak-anak, ada yang sibuk memotret dan merekam aksi mereka menggunakan
telepon genggam, ada yang menonton lalu tak lama kemudian memasukkan lembaran
uang berbagai warna kedalam kotak yang disediakan didekat anak-anak itu
‘mengamen’. Beberapa bocah yang lain nampak berjajar membentuk formasi garis
lengkung mengitari kumpulan anak-anak yang sibuk menabuh alat musik jimbe. Ada
yang duduk dan ada yang berdiri karena tak kebagian kursi plastik lagi.
Tampilkan postingan dengan label bocah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bocah. Tampilkan semua postingan
Senin, 19 Oktober 2015
Rabu, 29 April 2015
Ujianmu nak...
Sore itu cerah, kuparkir motorku disamping
sanggar dan kulihat banyak anak sudah berkumpul. Di teras sanggar beberapa anak
usia TK-SD kelas 3 bergerombol dengan salah satu pendamping. Aku masuk dan ikut
nimbrung dengan anak yang lebih dewasa sekitar SD kelas 4 keatas. Ada yang asik
makan rambutan dan sepasang sedang bermain catur. Aku mengikuti jalannya
permainan catur itu sampai seorang bocah curhat kepadaku masalah sekolahnya tetapi
aku tak menyadarinya. Si bocah itu menepuk pahaku, “ mbak rungokno aku ta”.
Aku pun terkejut. Dalam hati aku tadi melamun atau asik mengikuti permainan
catur ya. Hari-hari ini otakku serasa ruwet full
sampai-sampai bocah itu curhat soal sekolahnya tetapi aku hampir tak bisa
memberinya solusi, motivasi ataupun nasehat. Yang bisa kulakukan hanya
mendengarkan dengan seksama. Walaupun hanya didengar, dari raut wajahnya nampak
sumringah lega bisa mengeluarkan uneg-unegnya.
Rabu, 04 Desember 2013
Bocah Loper Koran
Anak itu bermain dengan riang.
Meloncat. Berlari. Lalu lalang kendaraan sama sekali tidak membuatnya cemas.
Sesekali tawa dilontarkan ke arah kakak dan ibunya. Si ibu menunggui kios
kecilnya. Memandang si kecil seperti melamun. Sang kakak lagi bergerak dari
mobil ke mobil menawarkan koran di perempatan situ. Si kecil juga membawa koran
di tangan. Bermain sambil menjajakan koran. Di mana pun anak selalu bisa
bermain dan menemukan permainan.
Baru dua tahun dia mengenyam apa
yang disebut sekolah. Dia selalu tampak gembira tiap kali berangkat. Seragam
sekolah menjadi kebanggaannya. Dulu ada saat si bocah ini berjualan di jalan
dengan memakai seragam sekolah. Itu kalo baju-baju yang lain lagi dicuci,
terlalu kotor, atau robek di sana sini. Juga ketika baju si kakak lagi tidak
bisa dipinjam. Biasanya karena alasan yang sama. Tidak banyak baju yang dia
punya. Tidak mudah bagi si ibu untuk membelikan baju baru. Terlalu banyak hal
lain lebih penting untuk keuangan yang selalu kurang dari pas-pasan.
Langganan:
Postingan (Atom)