Selamat datang di blog kami! Selamat menikmati aktivitas yang kami tuangkan dalam bentuk tulisan. Bila ada pertanyaan seputar aktivitas kami, silakan kirim ke alamat email kami: sekretkasihbangsa@gmail.com. Kunjungi pula situs kami di https://ykbs.or.id - Terima kasih...
Tampilkan postingan dengan label Porong. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Porong. Tampilkan semua postingan

Rabu, 29 Juli 2015

Dulu disinilah rumahku



Di bawah terik matahari siang yang cukup panas, sebuah adegan drama teatrikal dimainkan tanpa naskah secara dadakan dan diperankan oleh anak-anak sanggar Alfaz diatas hamparan lumpur tanggul Lapindo saat peringatan 9 tahun semburan lumpur Lapindo. Drama yang singkat tersebut dimainkan dengan sebuah penghayatan yang mendalam untuk menumpahkan perasaan rindu mereka kepada kampung halaman.
Drama tersebut menceritakan seorang anak dan dua orang temannya yang rindu akan rumah dan suasana kampung mereka yang hilang karena luapan lumpur Lapindo. Dalam salah satu adegannya, mereka mencari rumah mereka yang hilang entah kemana. Sambil duduk bersimpuh, anak itu mencoba menunjukkan kepada ke dua temannya bahwa dulu rumahnya di sini. "Sekarang dimana? Siapa yang telah menghancurkannya? Mengapa sekarang jadi begini? " itulah rentetan pertanyaan yang muncul dari mulutnya.

Rabu, 27 Mei 2015

Sarasehan 9 tahun luberan lumpur Lapindo



Dalam rangka menyambut 9 tahun luberan lumpur Lapindo yang terjadi di Porong Sidoarjo, Pusat Pengembangan Sosial Yayasan Kasih Bangsa Surabaya bersama Sanggar Anak Al Faz Porong mengadakan sebuah sarasehan dengan tema “Serpihan luka korban lumpur Lapindo”. Sarasehan tersebut diadakan di Sekretariat Yayasan Kasih Bangsa Surabaya yang terletak di jalan Kinibalu 41 Surabaya.

Sarasehan di hadiri sekitar 50 orang peserta dari berbagai kelompok seperti KONTRAS Surabaya, PUSDAKOTA, PMKRI, SBI dan lain-lain. Acara diawali dengan pembacaan puisi karya anak-anak dari korban lumpur Lapindo. Sebagai narasumber dalam sarasehan tersebut adalah Sanggar Al Faz yang di wakili oleh cak Irsyad, cak Rokim, Daris Ilma dan teman-temannya. Sanggar tersebut adalah kumpulan anak-anak dari para korban lumpur Lapindo.

Selasa, 04 November 2014

DIMANA SEHARUSNYA AKU BERADA



Udara panas menyengat. Aku berjalan di depan deretan rumah sederhana. Rumah darurat bagi para pengungsi lumpur Lapindo. Dari sela rumah muncul seraut wajah yang sudah aku kenali. Wajah yang kurus dan tampak berbinar melihatku.

“Wah sudah lama tidak kesini, saya sampai kangen,” katanya dalam bahasa Jawa kromo.

“Maaf pak saya banyak acara sehingga tidak sempat kemari.” Jawabku. Bapak itu menyalami aku dengan penuh semangat.

“Tinggal pak romo lho yang masih setia kemari,” katanya basa basi

“Ah ada-ada saja. Kan masih banyak orang kemari,”