Tampilkan postingan dengan label Kasih. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kasih. Tampilkan semua postingan
Jumat, 23 Desember 2016
Kamis, 21 Juli 2016
Nama saya Maria
Pertama
kali kulihat wanita itu melewati pintu yang dibukakan oleh pelayan restoran,
berjalan bersamaan dengan seorang wanita lain. Aku hanya melihatnya sekilas
lalu karena kupikir ia akan berjalan terus melewati mejaku. Kembali kuarahkan
pandanganku kepada tumpukan buku yang ada dihadapanku.
Beberapa
detik berlalu, kembali kuarahkan pandanganku kearah pintu yang ada sisi kiriku.
Kulihat wanita itu berdiri didepan pintu, tepat di tepian koridor. Ah, mungkin
dia sedang menunggu seorang teman, demikian pikirku.
Senin, 04 April 2016
Kasih yang Menyempurnakan
Terik
matahari tak menyurutkan niatku tuk melangkahkan kaki di kota Gudeg. Sudah
sekitar 1,5 jam’an aku duduk didalam bus dari Magelang menuju Jogja. Pengap.
Panas. Maklum itu bus ekonomi tanpa AC.
“Jombor…Jombor…Terminal..”
teriak kernet bus mengagetkanku.
Sontak
aku langsung berkata pada pak kernetnya,
“Pelemgurih
ya pak jangan lupa”
Menurut
arahan dari temanku Suster Veronika, PMY, jika sudah melewati Terminal Jombor
berarti sudah mendekati tempat dimana aku harus turun yaitu Pelemgurih.
Senin, 14 Desember 2015
PELAYANAN DAN UDARA
Setiap hari aku bernafas secara otomatis. Tubuhku tanpa kuperintah
sudah menarik udara dan menghembuskan udara. Aku tidak perlu susah-susah
berpikir bagaimana cara menarik nafas lalu menghembuskannya. Oleh karena
bernafas menjadi sebuah tindakan otomatis, maka aku baru sadar bahwa aku
bernafas bila udara di sekitarku terasa kurang nyaman seperti adanya kabut asap
pada akhir-akhir ini atau bau kentut saat sedang misa di stasi dan sebagainya.
Bila udara nyaman aku hanya merasakan tetapi tidak berpikir bagaimana harus
bernafas.
Iwan Fals dalam lagunya yang berjudul “Ibu” menulis dalam salah
satu baitnya, “seperti udara kasih yang kau berikan.” Kasih ibu digambarkan
seperti udara. Bagiku ini sebuah definisi kasih yang hebat. Kasih ibu mengalir
tanpa kita rasakan bahkan tidak kita pedulikan seperti sebuah tindakan otomatis
saat bernafas. Kita baru merasa terkejut saat kasih ibu kita anggap berlawanan
dengan keinginan kita. Kita mulai merasa terganggu seperti saat udara dicemari
bau busuk yang membuat kita harus berpikir atau mengendalikan nafas kita.
Selasa, 12 Mei 2015
Kasih mengalahkan segalanya
Baru kali ini aku ke pemakaman
dengan situasi sangat tidak bersahabat, hujan dan makamnya seperti sawah yang
baru dibajak dan penuh air sampai ukuran diatas mata kakiku. Saat peti jenasah
Joe dimasukkan liang lahat aku lebih senang mengatakan diceburkan, karena
dimasukkan berarti keadaan tanah kering sedangkan makam ini wah penuh air. Aku
tidak tega karena peti mengapung diatas air. Aku juga gelisah karena takut ada
cacing dikakiku. Selesai pemakaman, aku panik karena romo kok tidak kelihatan.
Celingak celinguk aku mencari, ternyata romo dengan cepat bergegas menuju
mobilnya dan membersihkan kakinya. Tanpa berlama lama aku segera ke mobil romo,
karena kalau tidak, aku akan pulang dengan siapa. Tidak ada yang kukenal dan
makam ini jauh dari rumahku. Saat dirumah duka aku sudah bimbang mau ikut
kemakam, atau tidak ya, tapi dengan siapa, karena tidak ada yang kukenal. Ada 1
temanku, itupun dia tidak bisa ikut ke makam karena harus segera masuk kerja.
Tapi kalau tidak ikut aku sangat tidak tega. Syukurlah aku menemukan seorang
romo yang kukenal dan aku diijinkan ikut ke mobilnya, lega rasanya.
Selasa, 27 Januari 2015
Berbagi Kasih
Malam itu setelah selesai kuliah, aku berangkat menuju Sanggar
Merah Merdeka (SMM) bersama 8 orang temanku. Dalam perjalanan aku bingung,
ngantuk, capek, lapar, semuanya campur jadi satu. Hari itu merupakan hari
pertama kunjunganku ke SMM. Aku bingung nanti di sanggar mau ngapain, anak-anak
nakal nggak, warga sekitar ramah dengan kehadiran kami nggak ya. Itulah
kepanikan-kepanikan kecil yang selalu kurasakan saat aku berada di tempat baru.
Untungnya, saat aku tiba di sanggar kepanikan-kepanikan tersebut hilang.
Adik-adik dan warga sekitar sangat ramah menyambut kehadiranku. Para adik ada
yang datang menjabat tanganku dan menyebut namanya. Via, Nabil, Vira, dan
lain-lain. Namun ada juga yang ngajak kejar-kejaran, sembunyi di balik mobil,
manjat ke pohon, tapi pada akhirnya tertangkap juga. Aku masih ingat bocah itu
bernama Nathan masih duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 2, cita-citanya ingin
menjadi polisi.
Kamis, 18 September 2014
Solidaritas
Tuhan
karena Engkau
Allah
Engkau menjadi
manusia;
karena Engkau
menjadi manusia,
manusia menjadi
sungguh manusia
hanya jika ia
di-ilahi-kan.
dalam kesatuan
dengan Bapa dan Roh Kudus,
Solidaritas
Kasih Abadi
yang memeluk
dan merawat
semesta
ciptaan.
Engkau menjadi
manusia,
karena engkau
adalah Kasih Setia
dan hendak
membebaskan ciptaan yang Kau-cinta
dari penjara
emas cinta diri yang nista.
Kamis, 07 Agustus 2014
Retret Yayasan Kasih Bangsa Surabaya (YKBS)
Pada
tanggal 4 – 6 Juli 2014 yang lalu, Yayasan Kasih Bangsa Surabaya (YKBS)
mengadakan retret untuk para karyawan dan relawan YKBS. Acara dilaksanakan di
villa Emaus, Griya Samadi Vincentius, Prigen dan diikuti oleh 25 orang. Retret
kali ini didampingi oleh Rm. M. Rudy Hermawan CM dengan mengambil tema “KASIH”.
Tema tersebut merupakan nilai yang pada tahun 2014 ini sedang coba dihayati dan
dihidupi oleh para karyawan dan relawan YKBS dengan harapan, KASIH yang kita
terima secara cuma-cuma dari Allah bisa dibagikan secara cuma-cuma pula kepada
sesama.
![]() |
Para peserta Retret |
Dalam
retret ini, para peserta diminta untuk melihat kembali perjalanan hidup
masing-masing lalu mencoba melihat pengalaman dicintai oleh orang-orang yang berada
di sekitar kita. Dari pengalaman tersebut mau mengatakan bahwa Allah hadir
memberikan kasih-Nya kepada kita melalui orang lain, melalui orang-orang yang
berada di sekitar kita.
![]() |
Rm. Wawan CM menyampaikan materi "KASIH" kepada peserta |
Senin, 20 Januari 2014
Natalan penuh kasih
Surabaya
(6/1) – Sore ini pemandangan di Sekretariat Yayasan Kasih Bangsa Surabaya (YKBS) tidak seperti biasa. Sekretariat yang biasanya tampak sepi
kini berubah semarak dengan aneka dekorasi dan iringan lagu-lagu natal. Tampak
pula banyak orang memadati rumah sederhana ini.
Ya,
inilah suasana natalan dan tahun baru bersama yang tengah berlangsung Senin
sore tersebut. Mengundang para relawan-wati serta orang-orang yang peduli pada
karya sosial Gereja, YKBS mencoba berbagi kegembiraan bersama serta mempererat tali persaudaraan dengan para relawan-wati.
Meski sebelumnya diguyur hujan yang deras, rupanya tak menyurutkan langkah para
undangan untuk hadir dalam acara tahunan ini.
Langganan:
Postingan (Atom)