Selamat datang di blog kami! Selamat menikmati aktivitas yang kami tuangkan dalam bentuk tulisan. Bila ada pertanyaan seputar aktivitas kami, silakan kirim ke alamat email kami: sekretkasihbangsa@gmail.com. Kunjungi pula situs kami di https://ykbs.or.id - Terima kasih...
Tampilkan postingan dengan label tukang becak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tukang becak. Tampilkan semua postingan

Selasa, 18 Mei 2021

Nasib Manusia Lanjut Usia

 

Asmali (60) tampak termenung meratapi nasibnya. Lelaki yang sehari-sehari mengatar es balok ke warung-warung mengeluh karena orang yang mau membeli es nya semakin berkurang."Orang-orang sekarang lebih banyak memakai es kristal. Sebagian juga membuat sendiri karena sudah banyak yang mempunyai kulkas," ucap pria yang khas dengan logat Madura ini.

 

Bapak yang mempunyai lima anak ini sedang menghadapi masa-masa sulit. Ia dulu menafkahi keluarganya dengan jualan es lilin keliling dari gang-gang di kota Surabaya. Pekerjaan ini telah ia jalani selama lima tahun.

Kamis, 05 Maret 2020

Dalam Kesederhanaan, Menemukan Arti Hidup


Siang itu pukul 11.20 WIB, matahari bersinar dengan teriknya. Dari kejauhan becak berwarna biru dan kuning nampak bergerak di Jalan Merdeka Barat, Malang. Dikayuh oleh Pak Mulyadi (62) seorang laki-laki bertubuh kurus dengan hanya memakai celana pendek krem dan baju batik berwarna biru. Pak Mul (demikian ia biasa disapa) mengayuh dari arah Selatan, kemudian merapatkan becaknya di trotoar jalan, di sisi sebelah Barat dari alun-alun Malang.

Dengan agak payah Pak Mul  yang asli kelahiran Sukun, Malang, turun dari sadel becaknya dan beranjak duduk di dalam becaknya untuk beristirahat. Sambil beristirahat Pak Mul mengambil botol minum yang dibawanya dari rumah dan mulai meminumnya.

Senin, 08 April 2019

Sang Penyejuk Hati


Siang ini benar-benar panas. Padahal baru sekitar jam 10.00 pagi. Gereja St Vincentius A Paulo (SVAP) sepi, paska pengeboman yang terjadi di tiga Gereja tanggal 13 Mei 2018 yang lalu. Aku sejenak duduk di bangku panjang sebelah pos satpam sambil menunggu anakku yang sedang ke kantor sekretariat gereja. Sepi sekali. Hanya ada seorang karyawan dan seorang satpam menjaga gereja. Di poliklinik juga hanya terlihat ada dua pasien saja.

Pintu gerbang gereja hari ini ditutup semua demi keamanan. Untuk keluar masuk hanya bisa melalui satu pintu saja demi kemananan bersama, mengingat pengeboman kemarin aksesnya cukup dekat dengan gereja SVAP. Sambil menunggu, aku sempat berbincang-bincang dengan pak satpam masalah teror bom kemarin.

Jumat, 05 Januari 2018

Air Bersih bukan untuk orang miskin



Inilah ceritaku, saat melihat tingkah kocak si tukang becak. Suatu kali, aku agak bingung dengan kelakuan tukang becak yang biasa mangkal di perempatan. Kupikir dia orang gila. Setiap kali turun hujan, pasti dia lepas baju dan mandi di pancuran air yang mengalir dari talang rumah. Tak jarang dia malah nyuci baju sekalian di depan gerbang rumah Pak RW yang selalu tertutup itu. Pada suatu kesempatan saya beruntung dapat bertemu dengan dia. Dengan senjata sok akrapku, aku cangrukan dengan tukang becak yang telah berhasil membuatku penasaran ini. Dalam omong-omong dengan dia saya tahu bahwa dia 100% waras. Apa yang dia lakukan setiap kali turun hujan adalah solusi dari masalah yg dia hadapi. Sebagai pendatang dengan modal becak tua, dia tak kuat membayar uang kost. Jika malam tiba ia tidur di becaknya. Tak punya KTP dan tak tahu tanggal kelahiran. Bahkan nama panggilannya pun macam-macam. Ada yang menyebut Pak Mamat ada yang memanggil dia dengan panggilan Pak Imam. Ternyata namanya Rajab Ali, kalahiran Gresik dan merantau ke Surabaya sejak tahun 1979.

Jumat, 27 Oktober 2017

Hidup sederhana, Slamet sehat.

Slamet (72) sudah mengayuh becak sejak tahun 1963 hingga hari ini di daerah kota Bojonegoro Jawa Timur. Bagi dia, “kesehatan tidak hanya selalu bertumpu pada apa yang kita makan, seberapa sering kita olah raga, tapi sejauh mana kita bisa mengelola pikiran kita," ucapnya.

Slamet kelahiran Bojonegoro. Ia mempunyai lima putra dan enam cucu. Istrinya kini usianya 68 dan dalam kondisi sehat.

Rabu, 08 Maret 2017

PEKIK SUNYI SANG TUKANG BECAK



Hembus angin di gelap pekat malam Surabaya tetap tak menghapus panasnya udara kota itu. Syamsudin pun terpaksa melepas bajunya sambil duduk santai di becaknya sendiri. Rasanya tak ada yang istimewa di malam itu. Suasana sepi. Sesepi rezeki yang bisa dikais Syamsudin hari ini.

Guratan garis kulit mulai terlihat di dahi dan pipi. Kulitnya legam. Di wajah, tubuh dan tangan. Seakan-akan terik matahari kota sudah menjadi sahabat karibnya.

Kamis, 14 Juli 2016

Mau ditawar lagi???



Ketika menanti jemputan yang tak kunjung datang, mata tiba-tiba terfokus kearah becak dengan beraneka topi yang berhenti disamping RSAL atau didepan Royal Plaza. Secara keseluruhan tidak ada yang istimewa sebenarnya tapi tulisan “TOPI 5.000” membuatku penasaran. Dari jauh aku amati dan sesekali aku potret.

Sepasang perempuan dan laki-laki paruh baya memarkir motornya dan mulai memilih topi yang mereka inginkan. Dalam hati berfikir yakin kah bapak itu menjual topinya seharga Rp 5.000? ach mungkin hanya tulisannya saja 5.000 tapi kenyataannya pasti lebih dari itu.

Jumat, 15 Januari 2016

Kisah si Bunga, ODHA



Posturnya kecil mungil, lebih pas disebut kurus kering. Aku sering melihatnya saat bermain dengan teman-temannya se kampung. Badannya makin tampak mungil, karena dibalut jilbab warna hitam. Dia gadis yang lincah. Kakeknya seorang tukang becak, neneknya sudah meninggal. Ibunya meninggal karena penyakit HIV. Itu baru ku tahu saat sudah meninggal. Sebetulnya ibunya cantik, tapi mungkin karena HIV dia jadi kurus sekali hingga meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Aku juga baru tahu kemarin kalau ayah anak itu juga baru meninggal, tapi meninggal di desanya setahun yang lalu. Bisa jadi dia meninggal juga karena HIV. Gadis kecil itu bernama Bunga (nama asli disamarkan). Dia punya kakak perempuan masih duduk di kelas 6 SD bernama Mawar (nama asli disamarkan). Bunga sendiri baru duduk di kelas 1 SD. Kata para tetangga seharusnya sudah kelas 4 SD, tapi karena sering sakit Bunga sering tidak naik kelas.

Jumat, 15 Agustus 2014

SOLIDARITAS



Beberapa tukang becak berkumpul di pinggir jalan. Mereka ribut membicarakan salah satu temannya yang meninggal dunia. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengadakan saweran. Mereka mengambil sebuah kantong plastik hitam dan mulai mengedarkannya dari satu becak ke becak yang lain.Dari hasil saweran terkumpul hampir 400 ribu rupiah. Lalu mereka memutuskan kapan akan berangkat ke tempat duka dan siapa saja yang akan ikut menyerahkan uang itu.

Para tukang becak itu memang sudah lama menjadi anggota paguyuban becak. Dalam proses membangun paguyuban itulah mereka membuat beberapa aturan termasuk untuk yang sakit dan kalau ada yang meninggal dunia. Setiap anggota yang sakit akan mendapat sumbangan dana dari paguyuban demikian pula bila ada yang meninggal. Namun setiap orang juga hendaknya memberikan sedikit dana dengan cara saweran. Berapapun yang terkumpul akan diberikan kepada orang yang menderita asal dilakukan dengan iklas. Mereka pun sepakat dengan aturan itu.