Selamat datang di blog kami! Selamat menikmati aktivitas yang kami tuangkan dalam bentuk tulisan. Bila ada pertanyaan seputar aktivitas kami, silakan kirim ke alamat email kami: sekretkasihbangsa@gmail.com. Kunjungi pula situs kami di https://ykbs.or.id - Terima kasih...
Tampilkan postingan dengan label warung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label warung. Tampilkan semua postingan

Jumat, 12 Februari 2016

Menyibak Kehidupan Malam



Teeetttt….Jujes…Jujes…

Cahaya kereta api menyibak keremangan malam itu. Mereka yang semula duduk-duduk di pinggiran rel mengambil beberapa langkah menjauhi rel tersebut ketika kereta api melintas. Berbeda dengan yang sedang berdua-dua’an, ada yang tetap asik dengan kegiatannya ada pula yang berhenti sejenak melongok kereta yang sedang lewat.

Malam itu saya, beberapa teman sanggar dan guru-guru sekolah ternama di Jawa Tengah cangkruk’an di pinggiran rel kereta Stasiun Wonokromo. Tujuan kami datang kesitu hanya sekedar cangkruk melihat anak didik mereka yang sedang live in di warung kopi pinggiran rel tersebut.

Jumat, 17 Oktober 2014

TERLIBAT



Waktu masih SD kelas IV suatu sore aku dan dua adik diajak bapak ke pasar Blauran untuk membeli sepatu, sebab sepatuku sudah robek besar dan tidak mungkin dijahit lagi. Dari rumah ke pasar Blauran cukup jauh, tapi untuk menghemat pengeluaran maka kami jalan kaki sekitar 3 atau 4 km. Bagiku jalan sejauh itu tidak masalah sebab hatiku senang dapat sepatu baru. Sebuah sepatu merk Bata yang terbuat dari karet semuanya. Dari toko sepatu itu sudah kupakai, akibatnya kaki jadi lecet. Mungkin bapak melihatku jalan agak pincang, maka dia mengajak berhenti untuk beli es di warung tepi jalan. Ketika kami sedang menikmati es campur, yang merupakan sebuah kemewahan bagi kami, datang dua anak kecil membawa kotak semir sepatu. Mereka dengan wajah memelas menawarkan jasanya. Bapak menolak, sebab semua memakai sandal jepit dan sepatuku tidak mungkin di semir.

Selasa, 11 Februari 2014

Warung



Warung kecil ini penuh pembeli. Sebuah warung kecil di dekat pasar sayur. Tukang becak, tukang sampah, pegawai bengkel mobil, dan pedagang di pasar duduk berdesakkan di dua bangku panjang membentuk huruf L yang diletakkan di sisi rombong. Beberapa orang berdiri sambil menikmati jajanan goreng. Setiap tutup tempat jajanan itu dibuka maka beberapa lalat gemuk dan besar berterbangan menyingkir sejenak. Mereka akan kembali bila orang tidak lagi mengusiknya. Mungkin mereka terbawa oleh gerobak sampah yang diletakkan begitu saja di dekat warung. Atau mereka penghuni tetap tumpukan sampah yang tidak jauh dari situ. Tapi tidak ada satu pun orang yang peduli dengan lalat-lalat itu. Binatang itu telah menjadi bagian dari mereka.