Aku
duduk dalam diam di bangkuku, diantara ratusan orang yang memenuhi ruangan yang
dihias semarak. Kuedarkan pandanganku menyapu satu persatu hiasan dan pernak
pernik natal yang menyegarkan pandangan mataku.
Sebuah
kandang natal di sudut kiri depanku tampil eksentrik. Kandang natal bergaya
minimalis dan milenium sangat menarik perhatianku karena tampak berbeda dengan
kandang natal yang lazim ada. Patung-patung Bunda Maria, St. Yosef, para
gembala, domba dan palungan berada di dalam sebuah rangka kubus. Hanya
beratapkan lempengan plat melengkung. Dibelakangnya berdiri pohon-pohon terang
dengan dengan konsep minimalis. Patung 3 orang majus rapi berjejer didepan
mimbar. Rangkaian bunga yang cantik dan lilin yang indah memenuhi altar.
Meja diatas altar yang berukirkan perjamuan malam terakhir nampak indah dengan
lampunya yang dinyalakan. Pohon-pohon terang langsing bertaburan lampu-lampu
kecil berwarna putih yang diletakkan menempel pada dinding altar sungguh tampak
anggun, elegan, dan memukau. Pita kain berwarna warni digantungkan di pagar
balkon. Krans-krans natal tergantung di setiap pilar di sekeliling ruangan.
Sebuah lonceng raksasa dari rotan tergantung gagah pada langit-langit.
Lilin-lilin dan rangkaian bunga yang indah terpasang disetiap ujung bangku
disepanjang lorong tengah. Lagu-lagu natal berkumandang sepanjang waktu untuk
mengisi waktu tunggu sebelum Misa Kudus dimulai.