Oleh : Jemmy Aquariesta
Sore itu, langit senja di depan Pastoran, tepat di samping Gereja Katolik Kristus Terang Dunia Tofoi, memancarkan keindahan yang mengundang perenungan. Dalam suasana damai tersebut, pikiran saya melayang pada keinginan untuk menyelenggarakan kegiatan bagi Orang Muda Katolik (OMK) di paroki ini. Namun, di tengah semangat itu, saya justru merasa buntu memikirkan konsep yang cocok untuk kegiatan tersebut.
Saat saya tenggelam dalam kebingungan, ponsel saya berbunyi. Ternyata, panggilan itu berasal dari Romo Wicaksono CM. Dengan nada ramah, beliau menanyakan kabar saya dan sekaligus memberikan tugas: menyelenggarakan kegiatan Character Building atau pelatihan sosial bagi kaum muda. Seolah menjawab kegelisahan saya, tugas dari Romo Wicaksono CM ini benar-benar selaras dengan apa yang ada di pikiran saya.
Usai percakapan itu, saya segera mencari referensi di internet untuk menentukan konsep yang pas. Keesokan harinya, saat makan siang bersama Romo Due CM dan Romo Yusep CM di pastoran, saya meminta pendapat mereka. Romo Due CM memberikan ide cemerlang: menyelenggarakan rekoleksi untuk OMK Kristus Terang Dunia Tofoi, sekaligus mengundang OMK dari stasi-stasi di sekitarnya. Beliau menyarankan kegiatan ini diadakan pada bulan November, bertepatan dengan Hari Orang Muda Sedunia yang telah ditetapkan oleh Paus Fransiskus. Tanpa berpikir panjang, saya menyetujui usulan tersebut.
Langkah pertama yang saya lakukan adalah menyusun rencana kegiatan dan berkonsultasi dengan Suster Eleynora PK, yang merupakan pendamping OMK. Setelah konsep dirancang, saya mulai membentuk tim kecil yang terdiri dari teman-teman OMK: Ochi sebagai bendahara, Adelbertus bersama saya sebagai tim acara, dan Suster Eleynora PK sebagai pendamping utama. Meskipun tim ini kecil, kami bekerja dengan semangat besar untuk mewujudkan kegiatan ini.
Dalam rapat tim, kami sepakat bahwa peserta rekoleksi akan terdiri dari 10-15 orang OMK dari paroki dan 5 orang dari tiap stasi. Total peserta diperkirakan mencapai 45 orang. Rekoleksi ini akan berlangsung selama dua hari satu malam di Gereja Stasi Arnoldus Jansen Onar. Kami memutuskan bahwa sesi refleksi dan beberapa permainan seru akan dilaksanakan di pinggir pantai untuk menciptakan suasana yang santai dan mendalam. Materi kegiatan pun dirancang sederhana, dengan fokus membangun kebersamaan dan memberikan ruang bagi peserta untuk merumuskan tujuan pelayanan mereka di gereja atau stasi masing-masing, terutama menjelang Natal.
Seminggu sebelum acara, saya dan tim melakukan survei lokasi untuk memastikan tempat tidur peserta, lokasi permainan, serta area refleksi di pantai. Saat survei, kami merasakan optimisme bahwa kegiatan ini akan berjalan lancar.
Ketika hari H tiba, kegiatan berlangsung dengan sangat baik. Para peserta tampak antusias mengikuti setiap sesi. Kebersamaan dan keceriaan terlihat di setiap aktivitas, dari refleksi di tepi pantai hingga permainan seru yang kami rancang. Rekoleksi ini ditutup dengan misa yang dipimpin oleh Romo Due CM, menjadi momen penuh syukur dan harapan.
Namun, bagi saya, pencapaian terbesar bukanlah keberhasilan teknis acara ini, melainkan proses pembelajaran yang saya alami. Awalnya, saya ragu apakah saya mampu mengemban tugas ini. Namun, melalui niat, usaha, doa, dan dukungan dari Romo serta Suster, saya menyadari bahwa dengan tekad yang kuat, tidak ada hal yang mustahil.
Akhir kata, saya tidak ingin terlalu banyak membahas hasil kegiatan ini, karena saya menantikan cerita dan refleksi dari teman-teman OMK yang mengikutinya. Pengalaman mereka akan menjadi cermin yang lebih jujur tentang dampak kegiatan ini. Saya bersyukur atas kesempatan ini dan siap untuk terus melayani dalam karya yang lebih besar di masa depan.
Tunggu cerita selanjutnya dari teman-teman OMK Kristus Terang Dunia Tofoi. Salam kasih dan sukacita!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar