Tidak hanya suasana keakraban yang
nampak tetapi juga suasana teduh, tenang, dan haru sungguh terasa saat proses
retret ini berlangsung. Untuk kedua kalinya retret tahunan Yayasan Kasih Bangsa
Surabaya ini diselenggarakan di Wisma Kapal Api, Trawas, Jawa Timur. Acara yang
berlangsung mulai dari hari Jumat 6 Mei 2016 hingga Minggu 8 Mei 2016 diikuti
total 16 orang. Pada retret kali ini Romo Adrianus Suyadi, SJ (Direktur Karina
KWI) berkesempatan memberikan materi dengan tema “Kemanusiaan”.
Berbeda dengan retret – retret
sebelumnya, pada tahun ini sebelum hari keberangkatan masing – masing peserta
diminta oleh panitia retret untuk membawa kitab suci. Kitab suci ini nantinya
yang akan menjadi media para peserta untuk dapat mengikuti rangkaian proses
acara sedari awal hingga akhir.
Mulai proses hari pertama hingga hari
ketiga retret, para peserta lebih banyak diajak pemateri untuk membaca beberapa
bab pada kitab suci yang sudah disiapkan oleh pemateri untuk menjadi bahan
permenungan para peserta dalam tiap – tiap sesi yang sudah dijadwalkan. Lalu
setelahnya peserta diminta untuk menceritakan pengalaman – pengalaman pribadi sesuai
dengan bab dalam kitab suci yang sudah dibaca dan direnungkan, entah itu pengalaman
pada saat pendampingan sebagai relawan hingga pengalaman dalam kehidupan
pribadi peserta di dalam kelompok yang sudah ditentukan.
Pada saat sebelum acara selesai pemateri
meminta para peserta untuk mencari salah satu ayat dalam kitab suci yang mengesankan
bagi diri peserta, lalu diminta untuk menceritakan satu
persatu secara bergeliran mengapa memilih ayat tersebut dan mensharingkan
kaitan ayat tersebut dengan salah satu pengalaman pribadi yang pernah dialami
peserta.
Walaupun metode retret ini tergolong
baru bagi para peserta, terlihat jelas keseriusan dan kesungguhan hati peserta
dalam mengikuti retret tahun ini. Hal ini nampak pada beberapa orang peserta
yang sampai menitikan air matanya saat mensharingkan pengalaman – pengalaman
pribadi dalam kelompoknya. Semoga dalam proses retret tahun ini peserta tidak
hanya belajar tentang kemanusiaan tetapi juga dapat terus mengobarkan semangat
kerelawanan untuk tetap setia menemani dan melayani saudara – saudara kita
terutama mereka para kaum marjinal. (Agus Eko Kristanto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar