Usai diskusi buku biografi Rm Casutt SJ di Kediri, saya meluncur
ke Surabaya, Jawa Timur. Di Surabaya, saya mendampingi 11 teman-teman relawan
dari Yayasan Kasih Bangsa Surabaya (YKBS) berdiskusi tentang penulisan
jurnalistik pada Senin (26/2-2018). YKBS adalah sebuah karya sosial yang
dipimpin oleh RP Ignatius Suparno CM.
Materi yg kami diskusikan mulai tentang karakter seorang jurnalis,
bahasa jurnalistik, jenis tulisan, teknik pengumpulan
bahan, dan praktik menulis berita. "Belajar jurnalistik tidak harus jadi
wartawan sebab dg belajar jurnalistik kita dapat menyampaikan gagasan secara
tertulis, sederhana, sistematis, dan orang lain mudah memahaminya," ujar
saya.
Memasuki penulisan berita, cara menulis judul berita menjadi topik
hangat. "Menulis judul tidak harus diawal tulisan. Bisa di awal, saat
menulis, ato setelah tulisan tuntas. Kita jangan terpaku pada pembuatan judul
yg harus dibuat pada awal mulai nulis. Bisa2 kalo mikirin judul tulisan ga
jadi2," ungkap saya.
Hal terpenting saya tegaskan dalam menulis judul sebaiknya buat
beberapa alternatif. Minimal 4 alternatif. Semakin banyak semakin baik karena
bisa memilih yg terbaik.
Membuat judul ibarat memilih pasangan hidup. "Sebelum menikah
sebaiknya punya pacar lebih dari 1. Nah saat menikah kita pilih yg terbaik.
Kalo pacaran cuman 1 ya ga ada alternatif lain," ungkap saya lagi.
Ucapan ini menjadi diskusi yg riuh. Dua peserta perempuan, Lufita
dan Luciele, nampak senyam-senyum. Entah apa yg ada dlm benak dua perempuan yg
sudah punya pacar itu. Mungkinkah, mau pakai resep saya utk memilih pasangan
hidup nantinya. Entahlah? (A. Bobby PR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar