Selamat datang di blog kami! Selamat menikmati aktivitas yang kami tuangkan dalam bentuk tulisan. Bila ada pertanyaan seputar aktivitas kami, silakan kirim ke alamat email kami: sekretkasihbangsa@gmail.com. Kunjungi pula situs kami di https://ykbs.or.id - Terima kasih...

Senin, 19 September 2022

TEMU KAUM MUDA VINSENSIAN 2022 “SHARING IS CARING”

“Siap soviiii..?? Siaappp massheeee...!!”

“TKMV 2022..?? Sharing is Caring..!!!”

 

Seruan ini selalu terdengar, ketika para pemateri masuk dalam sesi atau ketika para peserta sudah mulai kehilangan fokus, karena bosan.

 

SOBAT VINSENSIAN

 

Sovi adalah singkatan dari Sobat Vinsensian. Ya, teman-teman muda ini adalah para sahabat yang meneladan semangat St. Vincentius dalam pelayanan orang miskin, yang seringkali disebut sebagai Vinsensian. Mereka adalah orang-orang muda dari berbagai daerah di Indonesia yang tahun ini berkumpul di Paroki Regina Pacis, Kabupaten Magetan Jawa Timur.

 

Kegiatan Temu Kaum Muda Vinsensian (TKMV) selalu digelar tiap tahun di berbagai tempat yang berbeda di mana para Romo Kongregasi Misi atau CM berkarya, sejauh ini masih di lingkup wilayah Pulau Jawa. Namun terpaksa 2 tahun terakhir vakum, karena pandemi covid. Puji Tuhan tahun 2022 ini kegiatan TKMV kembali bisa diadakan.

 

TKMV 2022

 

TKMV 2022 diselenggarakan pada tanggal 9 - 11 September 2022, dihadiri orang muda yang berasal dari berbagai kelompok yang tergabung dalam Keluarga Vinsensian Indonesia dari berbagai Keuskupan yaitu Keuskupan Agung Pontianak, Keuskupan Sintang, Keuskupan Banjarmasin, Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Bandung, Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Malang, Keuskupan Surabaya serta Keuskupan Purwokerto. Mereka adalah OMK Paroki di mana para Romo Kongregasi Misi (CM) berkarya, yaitu,

1.      Paroki Kelahiran Santa Perawan Maria, Surabaya – 7 orang

2.      Paroki St. Vincentius a Paulo, Surabaya – 5 orang

3.      Paroki Kristus Raja, Surabaya – 5 orang

4.      Paroki Ratu Pecinta Damai, Surabaya – 10 orang

5.      Paroki St. Marinus Yohanes, Surabaya – 1 orang

6.      Paroki Fransiskus Xaverius, Jakarta Utara – 3 orang

7.      Paroki Salib Suci, Jakarta Utara – 11 orang

8.      Paroki St. Vincentius a Paulo, Batulicin – 2 orang

9.      Paroki St. Maria, Blitar – 5 orang

10. Paroki St. Paulus, Bojonegoro – 5 orang

11. Paroki St. Yosep, Kediri – 5 orang

12. Paroki Regina Pacis, Magetan – 32 orang

13. Paroki St. Vincentius a Paulo, Malang – 5 orang

14. Paroki St. Louisa, Menukung – 3 orang

15. Paroki Keluarga Kudus, Pontianak – 8 orang

 

Ada juga peserta yang tergabung dalam SSV (Serikat Sosial Vinsensius), yaitu

1.      Konferensi St. Petrus, Bandung – 3 orang

2.      Konferensi St. Benediktus, Jakarta – 2 orang

3.      Konferensi St. Fransiskus, Kediri – 1 orang

4.      Konferensi Santa Maria Diangkat ke Surga, Pontianak – 2 orang

5.      Konferensi Bunda Teresa, Surabaya – 1 orang

6.      Konferensi Pelajar St. Louis 1, Surabaya – 3 orang

7.      Konferensi Pelajar St. Louis 2, Surabaya – 4 orang

8.      Konferensi St. Petrus, Tuban – 2 orang

 

Juga kehadiran beberapa tarekat  atau kongregasi yang membawa semangat  St. Vincentius, yaitu :

1.      Serikat Puteri Kasih (PK) mengirim 3 utusan, yaitu Sr. Rosana PK, Sr. Yohana Kristiani PK, dan Sr. Yessica Farda Arum Puspitasari PK

2.      Suster Puteri Maria dan Yosef (PMY) mengirim 2 utusan, yaitu Sr. Kalista PMY dan Sr. Fransiska Lumana PMY

3.      Suster Cinta Kasih St. Yohana Antina Thouret (SdC) mengirim 1 utusan, yaitu Sr. Veronica Iki SdC

4.      Bruder Karitas (FC) mengirim 1 utusan, yaitu Br. Dionasius Astho Seto Murti FC

5.      Frater Bunda Hati Kudus (BHK) mengirim 1 utusan, yaitu Fr. Emanuel Lambertus Meko BHK

 

Serta teman-teman pelajar yang tergabung dalam KSK Yayasan Lazaris – 21 orang. Total jumlah peserta yang hadir mencapai 165 orang.


 

Sharing is Caring

 

Sharing is Caring adalah tema yang diangkat sepanjang acara TKMV 2022. Tema ini menyuarakan, bahwa sebagai orang muda yang selama 2 tahun di masa pandemi banyak berkutat dengan gadget, ditantang untuk mau keluar dari zona nyaman mereka. Berani berinteraksi secara penuh dengan sesama. Kehadiran secara fisik tentu akan berbeda dengan kehadiran secara daring atau online.

 

Pandemi selama 2 tahun kemarin memang mengharuskan untuk tetap berada di rumah demi keselamatan bersama. Namun, sebagai makhluk sosial, tentu tidak bisa selamanya hanya mengurung diri. Keluar dari zona nyaman untuk melakukan interaksi secara langsung dengan orang-orang yang mungkin kurang beruntung setelah pandemi ini berlalu,  akan menambah kekayaan nilai kehidupan. Nilai berharga yang juga akan menjadi bekal dalam pelayanan saat kembali ke rumah masing-masing. Hal ini yang diharapkan mampu menyentuh hati nurani teman-teman muda untuk mau belajar lebih peduli dan memperhatikan sesama yang kurang beruntung di sekitar kita. Salah satu cara untuk menunjukkan bahwa kita peduli dengan orang lain adalah dengan berbagi, apa pun yang kita miliki. Bisa harta benda, pengalaman, atau yang paling sederhana ada cerita kita. Hal ini lah yang ingin disampaikan kepada orang-orang muda zaman now. Berbagi dengan sesama melalui hal sederhana itu sudah merupakan sebuah wujud kepedulian terhadap orang lain.

 

3 Hari 2 Malam

 

Selama mengikuti kegiatan, peserta diajak untuk saling bertemu, berkenalan, dan berproses dengan sesama OMK atau pun para anggota kelompok SSV. Juga tak ketinggalan berinteraksi bersama para Suster, Frater, juga Bruder yang tergabung dalam tarekat yang mengusung spirit atau semangat St. Vincentius. Para klerus sekaligus melakukan promosi panggilan kepada teman-teman muda peserta TKMV.

 

Peserta ditantang untuk mau keluar dari zona nyaman mereka, dan melepaskan identitas dari tempat asal, berbaur menjadi satu dengan identitas yang baru, sebagai sobat vinsensian. Proses 3 hari 2 malam ini terasa singkat dengan seluruh rangkaian agenda yang cukup padat dengan segala aktifitas yang cukup menguras tenaga.

 

Selama kegiatan seluruh peserta tidak diperbolehkan keluar dari area tempat kegiatan berlangsung, termasuk peserta dan panitia lokal. Panitia telah menyediakan ruang tempat tidur yang seadanya dengan alas tidur tikar atau karpet. Masing-masing orang boleh memilih tempat yang paling nyaman untuk istirahat. Berbagai games dan ice breaking menjadi media untuk meleburkan peserta dalam satu lingkaran besar. Kemudian ada sesi pembekalan kegiatan eskposure yang menjadi kegiatan di hari kedua. Peserta juga dibagi dalam kelompok kecil berisi 10-11 orang. Pembagian kelompok kecil dilakukan dengan games name tag, di mana telah ada identitas khusus yang ditempelkan pada name tag peserta. Ada 16 kelompok dengan panitia pendamping dalam masing-masing kelompok. Pendamping turut berproses dalam hampir seluruh rangkaian kegiatan untuk membantu mengarahkan para peserta. Kelompok kecil ini berfungsi untuk memperdalam proses refleksi setelah eksposure.

 

Eksposure

 

Pada hari kedua sobat vinsensian diutus ke berbagai tempat kantong-kantong kemiskinan untuk melakukan interaksi dengan siapa pun yang mereka temui di sana. Kegiatan ini disebut eksposure. Teman-teman akan meng-eksplore pengalaman baru dengan menanggalkan semua identitas khusus dan kenyamanan pribadi yang selama ini menempel dalam diri, termasuk para Suster dan Frater atau Bruder yang tergabung sebagai peserta. Bekal dalam perjalanan, mereka hanya membawa kartu identitas (KTP, Kartu Pelajar, atau SIM), 1 (satu) lembar surat tugas, dan uang receh seadanya (maksimal Rp.10,000.-). Biasanya aktifitas eksposure adalah kegiatan yang paling menantang, karena teman-teman dituntut untuk berani keluar dari zona nyaman, berani menyapa mereka yang mungkin selama ini luput dari perhatian kita, menyapa mereka yang selama ini tidak pernah kita sapa, atau bahkan tidak pernah kita lirik sedikit pun. Dengan berinteraksi dengan mereka yang terpinggirkan malah bisa jadi akan memperkaya sikap batin kita dalam nilai-nilai kehidupan yang seringkali banyak ditemukan di antara pribadi-pribadi tersebut. Kegiatan eksposure yang menjadi center point kegiatan TKMV ini selalu meninggalkan cerita unik masing-masing untuk dibawa pulang.

 

Kemudian bentuk refleksi dari hasil eksposure adalah video kompilasi dari para peserta yang ditampilkan dan menjadi refleksi bersama. Video dibuat se kreatif mungkin dengan sentuhan anak muda oleh masing-masing kelompok peserta. Dimana video tersebut harus mampu menampilkan nilai atau kesan yang mereka dapatkan selama menjalani proses eksposure.

 

Jejaring dan Persaudaraan

 

Hari terakhir peserta diberi kesempatan untuk saling tukar nomor kontak dan link medsos agar tali persaudaraan tidak berhenti di sini. Bagi sobat Vinsensian sebuah jaringan sangat penting untuk tetap menjaga nyala lilin semangat pelayanan agar tidak padam. Pesan Romo Parno adalah sebagai anak muda jangan takut untuk membentuk jejaring agar tidak merasa sendirian saat pergi berkunjung ke sebuah kota atau daerah tertentu.

 

Pesan ini pun senada disampaikan juga oleh Romo Gigih CM dalam Perayaan Ekaristi menutup kegiatan TKMV 2022. Dalam homilinya Romo mengatakan, seringkali kita ini seperti anak bungsu yang mengucilkan diri karena kedosaannya, tetapi Allah Bapa yang Maha Rahim selalu mau menunggu kita untuk kembali kepadaNya, memeluk dengan penuh kasih. Oleh semangat persaudaraan yang sama, para peserta TKMV dikumpulkan dan berproses selama 3 hari untuk membangun persaudaraan, aku punya teman, aku punya kenalan, aku punya orang lain yang selain aku. Pesan terakhir dari Romo adalah, “Semoga setelah pulang nanti, teman-teman masih awet relasinya ya.. jangan lupa add IG-nya, add nomor WA-nya supaya jaringan persaudaraan semakin luas”.

 

Perayaan Ekaristi menjadi agenda wajib dalam rangkaian agenda kegiatan TKMV 2022. Perayaan Ekaristi penutupan berlangsung bersama dengan umat Paroki Regina Pacis pada pukul 07.00 pagi. Peserta berbaur dengan umat, agar umat juga mengenal teman-teman muda ini, sekaligus menyadari bahwa anak-anak muda ini adalah generasi masa depan Gereja.

 

Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Visitator CM Indonesia, Rm. Antonius Gigih Julianto CM dengan konselebran :

1.      Rm. Frensius Suprijadi CM sebagai sekretaris Provinsial

2.      Rm. Antonius Wahyuliana CM sebagai Romo Kepala Paroki Regina Pacis Magetan

3.      Rm. Ignatius Suparno CM sebagai koordinator Keluarga Vinsensian Indonesia (KEVINDO)

4.      Rm. Alexius Fredy CM sebagai koordinator Misi Umat Vinsensian Indonesia (MUV)

5.      Rm. Flavianus Santo Andreas CM sebagai Romo Rekan di Paroki Keluarga Kudus Pontianak

6.      Rm. Gregorius Sandy Dharma Kuncara CM sebagai Pengurus Yayazan Lazaris Surabaya

7.      Rm. Mans Werang CM sebagai Pastor rekan di Paroki Salib Suci Cilincing, Jakarta

8.      Rm. Habel Melki Makarius CM sebagai Bendahara Yayasan Kasih Bangsa Surabaya (YKBS), dan

9.      Rm. Ignatius Novan Agestyo CM sebagai Ketua Yayasan Kasih Bangsa Surabaya (YKBS) sekaligus sebagai penanggung jawab terselenggaranya kegiatan TKMV 2022 ini.

 

Sampai jumpa di agenda TKMV berikutnya.. Salam Vinsensian.

 

Oleh : Ratna Pitasari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar