Wabah Covid-19 berdampak kepada semua sektor termasuk pendidikan. Virus yang melanda di semua negara ini tidak tau kapan berakhir karena obatnya juga belum di temukan.
Sebagai antisipasi penyebaran virus ini, sekolah dilakukan di rumah. Sejak bulan Maret, berbagai tingkatan institusi pendidikan dilakukan pembelajaran jarak jauh atau sistem belajar dalam jaringan (daring).
Namun, belajar daring banyak menimbulkan masalah karena membutuhkan pengetahuan teknologi dan fasilitas laptop, handphone maupun kouta. Selain itu, orang tua juga harus menemani anak-anaknya di rumah selama belajar daring. Orang tua tidak hanya berperan mendampingi tapi juga membimbing anaknya jika mengalami kesulitan mata pelajaran.
Peran orang tua yang menggantikan tugas guru di sekolah membuat mereka stres karena harus mempelajari semua mata pelajaran dan juga banyak orang tua yang tidak bisa mendampingi anaknya karena pengetahuannya rendah. Mereka juga stres karena harus mengeluarkan uang tambahan untuk membeli kouta padahal buat makan sehari-hari saja susah. Di banyak tempat anak-anak dan orang tuanya stres sehingga kekerasaan pada anak dalam rumah tangga meningkat.
Untuk mengantisipasi timbulnya stres yang berkepanjangan, Sanggar Merah Merdeka menfasilitasi anak-anak belajar daring dan tatap muka sejak bulan Oktober 2020 dengan tetap menggunakan protokol kesehatan seperti tempat belajar di strelisasi dengan disemprot disinfektan sebelum belajar, cuci tangan, cek suhu tubuh, menggunakan masker, faceshield dan menjaga jarak belajar.
Anak-anak yang belajar hanya untuk kelas 6 SD dengan materi pelajaran Unas, yaitu Bahasa Indonesia, Ipa dan Matematika. Bahasa Indonesia dan Ipa dilaksanakan tatap muka dengan protokol kesehatan sedangkan pelajaran Matematika dilakukan secara daring di sanggar dengan relawan yang ada di Pandaan, Mbak Sisten.
Belajar bahasa Indonesia dilakukan hari Senin dan Ipa hari Rabu jam 10.00. Sedangkan belajar daring dilakukan tiap hari Sabtu jam 10.00. Setiap belajar anak-anak hanya belajar selama satu jam.
Oleh : Mahrawi
Dimuat dalam buletin Fides Et Actio edisi no. 124, Oktober thn. 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar