Mataku tak pernah lepas dari dia. Seorang anak 14 tahun. Setahuku
ia anak pendiam. Begitu pula yang dikatakan teman-temannya. Pagi hari berangkat
ke sekolah. Sepulangnya dia bermain. Petang hingga malam ngamen di perempatan
besar dekat gubuknya. Hasilnya adalah setoran buat ibunya, yang selalu nunggu
sambil membawa si adik mungil
Sudah lebih dari tiga minggu ia meringkuk di sel ini. Kecil dan
sempit. Tapi mungkin lebih luas dari pada gubuk reotnya yang tersisa dari
penggusuran bulan lalu. Namun, itu tetap sebuah sel. Terpisah dari yang dewasa.
Terhubungkan hanya oleh jendela tralis. Mencuri HP adalah dosanya.