Wajahnya
sederhana, lugu, lebih keren disebut ndeso. Setiap hari rajin menghadap Sang Penciptanya
di gereja. Tidak peduli panas atau hujan bukan halangan baginya untuk tidak
menyapa Tuhannya. Sepeda ontel
dikayuhnya setiap pagi menuju gereja sambil menyapa bapak-bapak becak dan
satpam di depan gereja dengan ucapkan selamat pagi.
Dia
dilahirkan dalam keluarga besar 10 bersaudara. Ada yang menjadi pengusaha ada
beberapa yang menjadi dokter. Tapi rupanya dia sendiri yang secara finansial
paling tidak beruntung. Dia hidup sederhana dengan istri dan anaknya di kampung,
sehingga saudara-saudaranya enggan mengunjungi, karena tidak ada tempat parkir
yang nyaman untuk mobil-mobil mewah mereka.