Anak itu bermain dengan riang.
Meloncat. Berlari. Lalu lalang kendaraan sama sekali tidak membuatnya cemas.
Sesekali tawa dilontarkan ke arah kakak dan ibunya. Si ibu menunggui kios
kecilnya. Memandang si kecil seperti melamun. Sang kakak lagi bergerak dari
mobil ke mobil menawarkan koran di perempatan situ. Si kecil juga membawa koran
di tangan. Bermain sambil menjajakan koran. Di mana pun anak selalu bisa
bermain dan menemukan permainan.
Baru dua tahun dia mengenyam apa
yang disebut sekolah. Dia selalu tampak gembira tiap kali berangkat. Seragam
sekolah menjadi kebanggaannya. Dulu ada saat si bocah ini berjualan di jalan
dengan memakai seragam sekolah. Itu kalo baju-baju yang lain lagi dicuci,
terlalu kotor, atau robek di sana sini. Juga ketika baju si kakak lagi tidak
bisa dipinjam. Biasanya karena alasan yang sama. Tidak banyak baju yang dia
punya. Tidak mudah bagi si ibu untuk membelikan baju baru. Terlalu banyak hal
lain lebih penting untuk keuangan yang selalu kurang dari pas-pasan.