Beberapa waktu lalu aku
kebetulan melihat acara “Tolong” di RCTI. Dalam acara itu ditayangkan seorang
ibu penjual es di tepi jalan yang kedatangan seorang perempuan sambil
menggendong anak kecil. Dia mencari suaminya yang pergi sudah beberapa bulan.
Ibu penjual es ini siap menolong perempuan asing yang baru dikenalnya. Dia
bahkan bersedia menampungnya, meski dikatakan bahwa rumahnya kecil. Perempuan
asing itu lalu dipersilahkan untuk membantunya menjual es. Atas kebaikannya
pihak RCTI memberi ibu penjual es itu uang sebagai hadiah kebaikan hatinya.
Uang itu disambut dengan penuh suka cita dan haru. Dalam tangisnya ibu itu
mengatakan bahwa dia akan gunakan uang itu untuk melunasi uang sekolah anaknya
yang nunggak 3 bulan. Tapi diakhir episode itu ditayangkan bahwa ibu itu
menyisihkan hadiah yang diterimanya untuk sebuah panti asuhan.