Inilah
ceritaku, cerita tentang pengalaman pertama bertemu dengan adik-adik dampingan
Sanggar Merah Merdeka di dekat stasiun Wonokromo. Aku datang dengan harapan
bisa turut mendampingi anak-anak di daerah itu dalam belajar. Karena pengalaman
pertama, aku ingin tampil sedikit rapi dari biasanya, baju kumasukkan sisiran
serapi mungkin, jenggot dikerok habis. Jreng..jreng… mulus dan rapi. Sayang
tidak ada minyak wangi untuk melengkapi penampilan pertamaku hehe…. Sesampai di
tempat pendampingan, ooww…bagaimana ngomongnya ya, emm.. bisa dibilang ini
adalah awal yang sulit untuk memulai kegiatan. Aku datang dalam bayanganku
sendiri yang khas tentang kegiatan pendampingan belajar. Aku tidak membayangkan
bahwa anak-anak itu belajar diantara tumpukan barang bekas yang menggunung. Aku
tidak membayangkan bahwa di daerah ini sulit sekali mencari tempat yang “layak”
untuk mendampingi anak-anak bermain dan mengerjakan pekerjaan rumah. Aku hanya
diam dan mengamati sekeliling saja. Di ujung sana ada dua bak truk sampah yang
belum diangkut ke pembuangan akhir. Anak-anak yang datang menyalamiku tak
kuingat wajahnya karena pikiranku sedang melayang karena tidak habis pikir.