Suatu saat aku turne ke beberapa stasi bersama beberapa anak
asrama. Saat sampai di sebuah stasi setelah jalan kaki selama hampir satu jam
naik turun bukit, anak-anak berbisik-bisik. Aku tanya ada apa. Salah satu dari
mereka menjawab lapar dan haus. Aku bilang nanti pasti akan ada orang yang akan
memberi makan dan minum. Tapi sampai sore tidak ada satu orang pun yang
mengundang kami makan. Beberapa orang hanya mengajak minum kopi dan teh saja.
Anak-anak makin gelisah sebab perutnya lapar. Aku meminta pada mereka untuk
mencari warung yang jual kue atau makanan apa saja. Ternyata setelah memutari
kampung tidak ada warung satu pun. Meski aku punya uang dan ada ATM di dompet
tetapi kami tidak dapat menggunakan uang untuk membeli makanan. Terpaksa mereka
harus menanggungg lapar sampai malam hari saat ada orang yang mengundang kami
makan.