Selamat datang di blog kami! Selamat menikmati aktivitas yang kami tuangkan dalam bentuk tulisan. Bila ada pertanyaan seputar aktivitas kami, silakan kirim ke alamat email kami: sekretkasihbangsa@gmail.com. Kunjungi pula situs kami di https://ykbs.or.id - Terima kasih...

Selasa, 26 November 2013

KUTEMUKAN GURU KEHIDUPAN



Teman-teman baru, pengalaman baru, keceriaan, pembelajaran, dukungan, perjuangan – adalah beberapa hal dari sekian banyak hal yang aku temukan dan dapatkan di Sanggar Merah Merdeka. Jika aku renungkan lebih dalam, banyak makna tentang kehidupan yang dapat aku pelajari. Hadir dan berinteraksi secara langsung diantara dan dengan sesama yang membutuhkan kehadiran dan uluran tangan kita. Melakukan perbuatan kasih secara nyata bagi sesama, menjadi perpanjangan tangan Tuhan dan saluran berkat dariNya dengan cara menyisihkan waktu, tenaga, pikiran, dan materi. Jatuh bangunnya perjuangan untuk memiliki hidup yang lebih bermakna dengan berbuat sesuatu bagi Tuhan yang hadir tersamar dalam diri sesama yang membutuhkan. Itulah yang aku pelajari disini.



Sebelum bergabung di Sanggar Merah Merdeka, aku hanya melihat dari jauh kenyataan yang ada di sekelilingku. Kenyataan bahwa masih banyak sesamaku yang terpinggirkan dan terabaikan, dengan kehidupan mereka yang belum tentu aku bisa menjalaninya. Pelajaran bermakna tentang bagaimana memperlakukan sesama dengan lebih manusiawi secara nyata, yang selama ini diajarkan secara teori di sekolah maupun di tempat ibadah, bisa aku dapatkan disini.

Di Sanggar Merah Merdeka aku mengalami sendiri bagaimana beratnya perjuangan hidup orang-orang yang selama ini terpinggirkan. Pengalaman berjualan makanan dan minuman bersama adik-adik sanggar di bulan puasa tahun lalu demi mengumpulkan beberapa rupiah uang saku untuk merayakan Lebaran tidak mungkin kulupakan. Nongkrongin barang dagangan di pinggir jalanan Kota Surabaya yang penuh polusi udara dan suara sungguh tidak mengenakkan. Namun itulah kenyataan yang selama ini harus dijalani untuk bertahan hidup bagi mereka yang tidak mendapatkan kesempatan lebih.

Pengalaman melihat secara langsung dan dekat kondisi tempat tinggal adik-adik sanggar membuat aku melihat begitu banyaknya ketidakseimbangan yang terjadi di negeri ini. Pengalaman makan bersama dengan adik-adik sanggar seusai mereka menari di sebuah gereja tahun lalu, mengajariku untuk lebih menghargai dan mensyukuri berkat dari Tuhan yang sudah diberikan kepadaku. Melihat mereka yang tidak berlebihan dalam hal makan meski diantara mereka ada yang belum makan sejak siang bahkan sejak pagi, secara tidak langsung mengajariku untuk hidup tidak berlebihan dan serakah, serta mengerti arti kata CUKUP. Setelah kurenungkan, memang akan jauh lebih berguna apabila uang kita yang lebih, disalurkan untuk sesama yang lebih membutuhkan daripada dihambur-hamburkan untuk kenikmatan sesaat seperti makanan mewah dan hal-hal yang kurang penting lainnya. Pada akhirnya hal ini mengarahkanku untuk lebih bijak dalam membelanjakan uang, yaitu lebih mengutamakan kebutuhan daripada keinginan.

Aku merasa senang dan beruntung bisa bergabung di Sanggar Merah Merdeka. Teman-teman relawan yang ceria dan lucu dengan sikapnya yang ‘welcome’ tanpa memandang perbedaan, adik-adik dampingan dengan bakat-bakat terpendamnya dan berbagai tingkah polahnya - mulai dari yang pendiam, pemalu, periang, polos, kocak, sampai dengan yang sulit diatur pun - dapat aku temui disini. Mereka semua adalah guru-guru kehidupanku. Banyak hal baik aku dapati di Sanggar Merah Merdeka, akan tetapi masih banyak yang harus terus ditingkatkan dan diperjuangkan. Aku rasa, instropeksi diri bagi setiap orang yang terlibat dan memperbaiki komunikasi internal sangatlah diperlukan agar Sanggar Merah Merdeka tidak hanya indah tampak luarnya saja, melainkan benar-benar dapat mewujudkan visi dan misinya. Aku dan teman-teman relawan lainnya harus terus berusaha memberikan teladan yang baik bagi adik-adik yang kami dampingi. Bagaimana mungkin kami mengharapkan adik-adik kami menjadi lebih baik kalau kami sendiri tidak mampu menjadi teladan yang baik? Kami juga masih harus belajar menjalin komunikasi yang sehat antar relawan dan dengan adik-adik yang tinggal di sanggar, karena relawan dan anak dampingan adalah sama-sama manusia yang perlu untuk mendengarkan dan didengarkan.

Ayo teman-teman, kita bersama-sama berjuang untuk memberikan dan melakukan yang terbaik bagi Sanggar Merah Merdeka dan bagi adik-adik dampingan kita!!! Bagi yang tergerak untuk bergabung dengan kami, ayo jangan ragu-ragu lagi…
(Lea Benedikta Luciele)
Dimuat dalam buletin Fides Et Actio edisi April No. 22 thn 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar