Awalnya tanpa sengaja aku bertemu
dengan Ibu Dra. Swandayani ketika Ayahnya legendaris pelukis di Surabaya
yaitu Pak Tedja berulang tahun. Di tengah sesi acara Ibu Swan
menari. Beberapa bulan kemudian aku diberitahu bu Swan kalau dia mengajar
menari di Sanggar Merah Merdeka. Aku tertarik untuk bikin videonya dan aku
datang ke sanggar ini di wilayah Jagir. Ternyata Sanggar Merah Merdeka
adalah sanggar luar biasa dari sanggar-sanggar sebelumnya yang pernah aku
temui. Aku disambut mas Heru yang ternyata kami punya visi yang
sama terhadap anak-anak. Romo Wawan yang menemuiku di hari pertama dan
mengajakku ngobrol tidak aku temui di sanggar yang aku datangi sebelumnya.
Aku sudah menjadi relawan di tiga sanggar sebelumnya. Namun tidak ada yang
sesuai dengan hatiku. Hingga aku pun perlahan-lahan keluar dari sanggar
itu.
Ketika bu Swan mengajak aku pertama
kali, aku lihat fasilitas di Sanggar ini luar biasa lengkap. Aku mendengar
cerita mas Heru, kordinator Sanggar Merah Merdeka, aku langsung merasa
terpanggil untuk menjadi relawan di sanggar ini. Persis seperti yang aku
inginkan. Bu Swan mengajar menari yang kemungkinan ke depan bisa aku poles
dengan pentas operet dan kesenian Ludruk yang aku geluti sekarang.
Ruang perpustakaan nantinya aku punya rencana untuk belajar mengarang
dan bahasa Inggris. Fasilitas komputer pun lengkap jadi aku bisa mengajar
komputer untuk anak sanggar bahkan bisa bikin majalah atau bulletin
sendiri. Didukung oleh minat kebanyakan anak sanggar yang tertarik
dan antusias dengan belajar fotografi dengan menggunakan kamera
digital yang nantinya bisa aku gabung dengan belajar program photoshop di
komputer.
Selain itu aku melihat di teras ada
ternak dan lahan untuk tanaman. Persis seperti yang aku inginkan untuk
mengajar anak-anak sanggar cara memelihara hewan dan menanam yang
sederhana. Intinya sanggar ini berbeda dari sanggar yang lain dan sesuai
dengan hatiku. Kayak ketemu jodoh lah. Mudah-mudahan keinginanku ini dapat
menjadi sarana pembelajaran ketrampilan anak-anak di Sanggar.
Cak Handoko
Seniman ludruk Surabaya
dimuat dalam buletin Fides et Actio edisi No. 32 bulan Pebruari 2013
Seniman ludruk Surabaya
dimuat dalam buletin Fides et Actio edisi No. 32 bulan Pebruari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar