Pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL),
kelompok kami memilih untuk melakukan PKL di Sanggar Merah Merdeka (SMM).
Kegiatan yang kami jalani selama PKL di SMM banyak memberikan kami pelajaran
hidup yang baru mengenai pandangan terhadap perbedaan dan tindakan-tindakan
dalam melihat perbedaan yang belum kami dapatkan sebelumnya. Pada
awal dalam memulai PKL ini, kami banyak menghadapi tantangan seperti rasa
malas dan bosan dari masing-masing anggota kelompok karena tempat yang jauh dari
rumah serta kampus dan jadwal kegiatan yang menuntut kami untuk melakukan PKL
pada malam hari tepatnya pukul tujuh sampai sembilan karena anak-anak yang
dibina oleh sanggar hanya bisa melakukan kegiatan pada malam hari. Tetapi
seiring dengan waktu tantangan-tantangan itu terasa semakin hilang, justru kami
semakin menikmati kegiatan PKL ini.
Kegiatan yang kami lakukan selama PKL adalah
mengajak anak-anak SMM yang duduk di Sekolah Dasar (SD) untuk belajar, bermain,
dan lain-lain. Kegiatan yang kami lakukan hanya berlangsung dua jam dalam
sekali pertemuan dan hanya terlihat sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja atau
hal yang tidak penting. Bermain pada umumnya merupakan kebutuhan anak-anak SD
sebagai suatu hadiah setelah melakukan kewajiban mereka untuk belajar dan
mereka selalu belajar melalui bermain. Namun, kami dapat merasakan dan melihat
keseruan-keseruan, kesenangan yang terpancar dari wajah anak-anak tersebut. Hal
tersebut merupakan salah satu kebahagiaan dan kepuasan tersendiri yang bisa
kami rasakan. Ada satu hal yang kami sadari bahwa untuk mendapatkan suatu
kebahagiaan bukan ketika kita mendapatkan sesuatu yang kita inginkan tetapi
ketika melihat orang lain bahagia.
Kami bersyukur karena anak-anak sanggar sangat
antusias menyambut kehadiran kami. Itu terlihat jelas pada saat kegiatan
berakhir, mereka sering berkata "kak besok datang lagi yaa!" dan pada
saat PKL terakhir mereka berkata “kak kapan datang lagi?“. Itu membuat kami
semakin semangat untuk mempersiapkan kegiatan pertemuan berikutnya dan membuat
kami terharu karena apa yang sudah kami lakukan bersama mereka selama enam kali
pertemuan itu tidak sia-sia malah itu merupakan sesuatu yang berkesan bagi
mereka. Walaupun dalam PKL ini ada banyak tantangan dalam menghadapi anak-anak
seperti anak yang terlihat cuek, nakal namun kami dapat mengatasinya dengan
baik karena kami tahu bahwa mereka sebenarnya adalah anak yang baik hanya saja
mungkin mereka sedang mengalami masalah-masalah dalam keluarga atau sekolahnya.
Kami percaya bahwa ketika kami melakukan suatu kegiatan dengan sungguh-sungguh
dan berusaha memberikan yang terbaik dari hati maka masalah itu dengan
sendirinya akan pergi.
Hal terpenting dan terutama bahwa PKL ini banyak
memberikan dan merubah pandangan maupun tindakan-tindakan kita dari sebelumnya,
dimana sebelum melaksanakan PKL ini kami belum mengerti sekaligus belum
menghargai perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat Indonesia dan tidak
peduli tentang rasa kesatuan yang juga sebagai sila dari pancasila.
Perbedaan-perbedaan yang kami maksud ialah perbedaan dalam suku dimana sebagian
besar dari anggota kelompok kami bersuku Tionghoa dan anak-anak asuh dari SMM
bersuku Jawa, dimana sebelumnya kami kurang membaur dengan lingkungan
non-Tionghoa karena mungkin kami sudah terbiasa dari lingkungan Sekolah
Menengah Atas (SMA). Namun melalui kegiatan ini kami banyak mendapatkan
pelajaran penting bahwa membaur dan memiliki rasa kesatuan itu penting dengan
tidak memandang suku manapun karena kebahagiaan sesungguhnya bisa kita dapatkan
dan salurkan kepada semua orang. Perbedaan lainnya ialah agama. Sebagian dari
kelompok kami beragama Kristen, Katolik sedangkan sebagian dari anak-anak di
sanggar beragama Islam. Mungkin dari kami banyak berpikir bahwa agama satu
dengan yang lain saling bertentangan apalagi ada kasus-kasus yang marak terjadi
di Indonesia yang diakibatkan karena agama. Namun, melalui PKL ini kami
mendapatkan sesuatu yang berharga bahwa sebenarnya perbedaan agama bukan
sesuatu yang bertentangan dimana umat-umatnya harus saling bertentangan juga
melainkan kita antar umat beragama harus saling melengkapi dan berbuat yang
terbaik bagi sesama tidak peduli agama maupun suku. Kami yakin berbuat baik
diajarkan oleh semua agama.
Walaupun kami berbeda suku dan agama namun hal
itu sama sekali bukan merupakan suatu kendala dalam menjalankan aktivitas di
SMM. Kami berbahagia bersama anak-anak dan perbedaan yang ada tidak
mempengaruhi kegiatan yang kami lakukan. Perbedaan membuat kami memahami bahwa
di antara kami semua saling membangun satu sama lain.
Dengan adanya kegiatan PKL ini, kami bisa
mendapatkan banyak manfaat dan pelajaran hidup yang berharga dan berguna untuk
kehidupan kami yang sekarang maupun masa depan. Karena sesungguhnya
perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat Indonesia bukan merupakan sesuatu
yang harus dihindari dan ditolak oleh masyarakat Indonesia tetapi biarlah melalui
perbedaan-perbedaan ini kita bisa saling mengisi dan melengkapi satu sama lain
untuk kemajuan bangsa dan negara serta yang paling utama untuk kesejahteraan rakyat
Indonesia dengan cara menghargai, menghormati, sekaligus mencintai perbedaan
dalam suku, agama, maupun budaya dan menghilangkan sikap keegoisan yang ada
dalam diri masing-masing kita.
Oleh : Mahasiswa Fakultas
Psikologi UKWMS (Abelia, Aline, Natasha, Wilson, Yulia, Mellisa, Elva, Andreas)
Dimuat dalam buletin
Fides Et Actio edisi No. 63, September 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar