Mendapat kesempatan untuk ikut
turne bersama Romo-Romo CM (Romo
Dodik, Romo Kurniawan dan Romo Bastian) ke Kalimantan Barat adalah satu momen
yang tidak akan aku lupakan. Sebuah kesempatan yang tidak akan pernah aku
sesali. Diawal memang banyak ketakutan dan kekhawatiran akan perjalananku
menuju Serawai. Medan yang berat sudah menjadi penjelasan dari awal. Namun, aku
tidak cukup takut untuk akhirnya ikut pergi bersama 5 temanku yang lainnya. Jujur
saja, aku belum mengenal baik Tata, Zita, Martin, Ryo, dan Winda.
Dari semua tempat perhentian mulai dari pastoran di
Pontianak, Nanga Pinoh, hingga ke Serawai dan tiap stasi yang aku kunjungi aku
sungguh merasakan kami semua begitu disambut dengan sukacita. Aku sungguh
merasa nyaman dan senang. Seolah beban dan semua rutinitas yang aku miliki
hilang dan tergantikan dengan dunia baru ini. Aku semakin mengenal ke-5 teman yang berangkat
bersamaku. Tata yang kalem, Winda yang selalu meramaikan suasana, Martin yang
selalu datang dengan pemikiran logisnya, Ryo yang jayus dan Zita yang
bijaksana.
Ketika turne dimulai, kami ber-6 terbagi ke dalam 2 grup. Aku, Winda dan
Ryo bersama dengan Romo Kurniawan. Sedangkan Tata, Zita dan Martin bersama Romo
Yoyok. Perjalanan turne-ku bersama Romo Kurniawan sungguh tak akan terlupakan. Pembawaan Romo Kurniawan yang tenang dan sabar sungguh
menenangkan. Tidak terasa rasa lelah. Yang kurasakan hanyalah perasaan gembira, perasaan
senang dan ingin tahu lebih banyak lagi.
Dari setiap stasi yang aku
kunjungi, aku selalu mendapatkan hal baru. Dan yang terutama adalah aku sadar
bahwa kesederhanaan bukanlah sebuah kekurangan, namun adalah sebuah kelebihan.
Selama tinggal bersama dengan keluarga-keluarga di stasi yang aku kunjungi aku
tidak pernah merasa kekurangan. Aku tidak pernah merasa sedih dan takut. Yang aku rasakan hanyalah suka cita
dan kehangatan. Tidak ada beban yang selama ini aku rasakan. Melihat senyuman
dan nyanyian anak-anak kecil, sungguh bahagia. Diawal mengajar BIAK, aku sangat
gugup. Ini kali pertama aku melakukannya, namun ini adalah sebuah awal yang
baik, bahwa aku bisa.
Semua yang aku alami selama turne, membawa diriku kepada keyakinan.
Aku melepaskan rasa takutku, ketakutan bertemu dengan orang-orang baru, rasa
takut untuk mencoba hal-hal baru, dan rasa takut atas ketidakmampuan diriku.
Aku paham bahwa semua hal memiliki waktu dan saat yang tepat. Dan ketika inilah
aku mulai sadar bahwa untuk menjadi bahagia, aku hanya harus melepaskan segala
rasa takutku dan berjalan bersama Tuhan, bersama dengan orang-orang yang telah
diutus-Nya bagiku.
Oleh :Veronica Maureen
(XII IPS1, SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya)
Dimuat dalam buletin Fides
Et Actio edisi No. 72 bulan Juni 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar