Dunia anak adalah dunia bermain dan belajar.
Namun tak semua orang tua memberi ruang yang cukup untuk bermain pada anaknya.
Orang tua lebih banyak memberi waktu pada anaknya untuk belajar mulai dari pagi
hingga malam hari. Bagi sebagian orang tua, banyak bermain justru menghabiskan
waktu belajar.
Anak-anak mulai dari pagi hari hingga siang
belajar di sekolah. Siang atau sore, anak-anak ikut bimbingan belajar baik
dengan gurunya ataupun dibimbingan belajar umum.
Sore atau habis magrib, anak juga ada yang mengaji. Setelah mengaji anak-anak
disibukkan dengan PR sekolah.
Dengan kondisi itu, anak-anak sangat sedikit
ruang untuk bermain dan berinteraksi dengan teman-temannya sehingga kecerdesan
emosionalnya terganggu. Maka, ketika anak-anak mendengar kata “belajar” mereka
merasa bosan dan buang-buang waktu. Sekolah dan belajar bagi anak-anak bagaikan
penjara. Coba kita perhatikan, ketika bel berbunyi di sekolah anak-anak
senangnya luar biasa.
Bagaimana kalau sekolah sudah dianggap tidak
menyenangkan? Bagaimana anak-anak akan mudah menerima pelajaran? Anak-anak
banyak merasa tertekan ketika belajar dan tersiksa batinnya. Padahal suasana
rileks dan menyenangkan merupakan faktor utama dalam kegiatan belajar. Belajar
bisa berjalan efektif ketika anak merasa senang, gembira dan rileks.
Oleh karena itu, Sanggar Merah Merdeka
memfasilitasi anak-anak bermain dan belajar. Di sore hari anak-anak sudah mulai
berkumpul di sanggar. Mereka ada yang bermain dakon, uno, monopoli, ular
tangga, engklek dan berbagai macam permainan lainnya. Belajarpun yang di
lakukan jam 19.00 hingga jam 20.30 juga dikemas dalam permainan yang dipandu
dengan kurikulum.
Anak-anak dipisahkan dalam kelas sesuai usia dan
mata pelajaran. Media belajar yang digunakan seperti flascard, ular tangga, arisan kata, mencari kata, mencocokkan
gambar, teka teki silang dan aneka media edukatif lainnya.
Menurut Anna Surti Ariani M. Psi. psikologi anak
mengatakan bahwa bermain merupakan proses belajar secara kinestetik pada anak.
Dengan bermain, anak akan bergerak dengan aktif, inilah yang disebut
kinestetik. Proses belajar kinestetik ini akan mudah dipahami oleh anak dan
akan diingat dalam jangka waktu lebih lama.
Para pakar perkembangan anak, seperti dikutip
dalam situs kompas juga menyatakan bahwa ada lima manfaat bermain secara
ilmiah, yaitu berprilaku lebih baik, mampu bekerjasama dalam tim dan berempati,
banyak bergerak dengan aktif, meningkatkan kemampuan belajar dan membuat
gembira.
Dengan adanya fun learning, anak-anak yang belajar di sanggar tidak hanya cerdas
secara intelektual tapi juga cerdas secara emosional.
Oleh :
Mahrawi
Dimuat dalam
buletin Fides Et Actio edisi No. 104, Februari 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar