Saya datang ke sanggar dengan berbagai macam pertanyaan dan rasa khawatir. Saya tidak pernah tahu apa itu sanggar sebelumnya dan hanya berharap bahwa tempat yang dipilihkan oleh guru saya akan bisa mengerti dan menerima saya dengan baik. Awalnya saya berfikir bahwa mengajar anak usia sekolah dasar adalah suatu hal yang mudah, hanya perlu memberi mereka materi, dan mereka akan mengerjakannya. Tetapi semua perkiraan saya salah.
Pada kunjungan pertama saya ke sanggar, saya sangat terkejut dengan keramahan orang sekitar dan anak-anak sanggar sendiri. Mereka langsung menyapa dan mengajak saya dan teman-teman bermain meskipun kami adalah orang yang baru mereka kenal.
Saat berjalan keliling kampung Tales, saya juga mendapat pengalaman baru dari cerita-cerita warga sekitar. Ada banyak situasi dan keadaan baru di lingkungan tersebut yang jauh berbeda dengan lingkungan tempat saya tinggal maupun belajar. Hanya dalam satu hari, saya bisa mendapat banyak pelajaran. Saya merasa sangat beruntung bisa mendapat kesempatan untuk menjadi bagian dari sanggar dan mengajar anak-anak sanggar terutama kelas Gembira yang diisi anak usia 8-9 tahun. Dari hari ke hari, saya semakin mengenal setiap dari nereka dengan baik.
Pada awal saya mengajar di kelas Gembira, saya merasa sangat kesulitan. Banyak hal yang saya lewatkan seperti kurang bisa membagi perhatian, kurang mempersiapkan bahan untuk mengajar dan belum bisa menangani banyak anak dalam waktu bersamaan. Tetapi saya merasa bahwa semakin hari melalui interaksi dengan murid, juga dibantu saat evaluasi, saya bisa menjadi guru yang lebih baik dari saat pertama kali saya mengajar di sanggar.
Anak-anak di sanggar sangat menakjubkan, mereka memiliki semangat belajar yang tinggi terutama untuk pelajaran matematika karena mereka merasa pelajaran itu sangat menantang. Pada pertama kali saya datang ke sanggar, tujuan saya hanyalah menyelesaikan tugas Service-Learning dengan baik hingga akhir.
Tetapi setelah bertemu dengan para murid dan berproses bersama dengan mereka selama kurang lebih satu bulan, tujuan saya berubah. Saya ingin memberi pengaruh baik kepada anak-anak, saya ingin memanfaatkan setiap pertemuan dengan baik agar mereka terus bertumbuh dan belajar suatu pelajaran yang baru. Saya ingin keberadaan saya di sanggar bisa membawa dampak baik bagi anak-anak sanggar maupun warga sekitar.
Ada banyak pelajaran berharga yang tidak saya dapatkan di sekolah ataupun universitas ketika saya menjadi bagian dari sanggar. Di sanggar saya mendapatkan kesempatan untuk memimpin games maupun kegiatan di kelas. Saya belajar untuk memimpin adik-adik yang memiliki karakter dan kebiasaan berbeda dengan saya. Selain itu saya juga belajar untuk mengambil keputusan yang tetap dalam waktu tepat. Hal ini saya dapatkan ketika berproses bersama para murid di kelas.
Mereka sangat antusias dan semangat dalam belajar dan keadaan kelas menjadi sangat ramai, saya harus bisa mengambil keputusan bagaimana mambuat mereka tertib kembali dan bisa mengikuti pelajaran dengan efektif. Hal lain yang saya dapatkan adalah kemampuan untuk mengajar. Saya bisa berkembang menjadi seorang pengajar yang lebih baik ketika saya menghadapi para murid sanggar.
Banyak pelajaran berharga yang tidak dapat dibayar dengan apapun yang saya dapatkan di sanggar. Di minggu akhir saya mengajar di sanggar saya merasa telah bisa mengenal setiap anak dengan lebih baik dan merasa akrab pada setiap dari mereka. Melalui setiap evaluasi, saya dan teman-teman lain bisa membantu setiap anak untuk berubah dan berkembang menjadi lebih baik dari hari ke hari. Di akhir kata, semua pelajaran yang saya dapatkan dari sanggar sangat berharga dan sangat berguna untuk membantu orang lain maupun pengembangan diri saya kini dan di masa yang akan datang.
Oleh: Chindy Juventia,
Mahasiswi Universitas Petra.
Dimuat dalam buletin Fides Et Actio edisi No. 107, Mei 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar