Seperti yang telah kita ketahui bersama, pada Sabtu sore tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi erupsi guguran awan panas di Gunung Semeru. Mengetahui informasi tersebut YKBS segera membentuk tim untuk penugasan Divisi SRK. Pada malam itu mulailah terbentuk Tim SRK yang akan berangkat ke lokasi bencana guna melakukan pengkajian data.
Gambar 1. Kondisi Ds Sumbersari, Kamar A |
Minggu pagi, SRK beranggotakan Rm. Novan, CM, Pak Lasmidi, dan Pak Andri berangkat ke lokasi bencana dari Surabaya lewat Malang. Karena kondisi bencana terjadi penutupan jalan di beberapa titik, sehingga SRK baru tiba sekitar pukul dua siang di daerah Pronojiwo.
Pada malam pertama, Tim SRK menginap di salah satu rumah umat kenalan. Hingga esoknya SRK menuju ke Gereja Stasi St. Yusup Pronojiwo. Melalui jaringan dari Keuskupan Malang akhirnya diputuskan akan ada kerjasama bersama SRK, sampai dibentuklah Posko Bersama di gereja St. Yusup Pronojiwo.
Gambar 2. Membuat tenda untuk dapur umum |
Selasa malam di tanggal tujuh, datang pula Edo bersama dengan Rizal Afandi yang sering kali dipanggil dengan nama akrab Jojo. Mereka berdua langsung bergabung di posko bersama, dan kami saling bertukar informasi.
Sedangkan di Surabaya, SRK mengadakan rapat koordinasi dangan relawan yang bersedia untuk tergabung bersama dalam tanggap bencana Gunung Semeru. Beberapa wajah baru pun ikut menghiasi rapat koordinasi tersebut. Berdasarkan hasil rapat koordinasi telah disepakati bahwa SRK akan tergabung di Posko Bersama Gereja St. Yusup Pronojiwo dan membuka Gudang Bantuan di Paroki Kristus Raja Surabaya.
Pembagian tugas pun berlangsung, ada yang bertugas di Surabaya dan ada pula yang bertugas di Pronojiwo. Sampai dengan tulisan ini ditulis, kami masih terus melakukan kerja yang bersinergi, saling berkoordinasi dengan nada yang sama.
Selanjutnya pada tanggal sembilan, Rm. Novan, Pak Lasmidi, dan Pak Andri kembali ke Surabaya untuk memberikan informasi singkat terkait kondisi lapangan. Tidak perlu waktu lama untuk beristirahat, keesokan harinya mereka bertiga kembali ke Posko Bersama dengan membawa tiga mobil bermuatan barang bantuan serta tambahan tenaga yaitu Tian dan Yohanes seorang relawan dari Lombok.
Gambar 3. Koordinasi dan Pembentukan Manajemen Posko |
Sesampainya di Posko Bersama, kami langsung melakukan koordinasi untuk membentuk manajemen posko agar memiliki tujuan, sasaran, dan pola kerja yang seirama.
Berdasarkan data yang kami miliki, terdapat pengungsi yang tidak mau tinggal di posko pengungsian umum. Mereka lebih memilih tinggal di rumah kerabatnya yang masuk di zona aman. Selanjutnya, mereka kami sebut sebagai “Pengungsi Mandiri”. Karena jumlah yang banyak dan lokasi yang berpencar, mereka sering luput dari bantuan, sehingga kami memutuskan untuk fokus kepada mereka.
Gambar 4. Suasana Dapur Umum |
Langkah awal yang diambil adalah membuka dapur umum. Dapur umum mulai beroperasi sejak Sabtu, 11 Desember 2021. Tidak perlu diragukan lagi karena tenaga dapur umum terdiri dari Ibu-ibu relawan lokal yang pasti sudah tidak asing dengan aktivitas dapur. Perlahan namun pasti berdasar data terakhir rata-rata yang diproduksi sebanyak 350 bungkus nasi, dengan keterlibatan Ibu-ibu, OMK, dan Para Suster ALMA.
Gambar 5. Rm Novan, CM menunggu gudang |
Selain dapur umum, kami juga membuka gudang barang untuk bantuan. Lokasi yang digunakan adalah tempat parkir gereja yang dibalut dengan terpal. Tenaga bantuan yang terlibat adalah OMK lokal, Relawan SRK, dan Relawan TSKKM (Tim Solidaritas Kemanusiaan Keuskupan Malang).
Tidak kalah penting dari semua posisi yang ada, kami juga memiliki Tim Kajian Lapangan yang bertugas mencari data Pengungsi Mandiri (terkait lokasi mengungsi, jumlah jiwa, asal, dan beberapa kebutuhan penunjang hidup).
Gambar 6. Tim Kajian Lapangan merekap data penyintas |
Dengan adanya tiga Pos Kerja yang ada (Dapur umum, Gudang, Tim Kajian Lapangan), maka dibentuklah pengembangan menejemen Posko Bersama, dengan pertanyaan dasar “Siapa melakukan Apa?”. Hingga saat ini berkat bantuan pemikiran dari Rm. Sabas Kusnugroho, Pr pula, aktivitas di Posko Bersama Gereja St. Yusup Pronojiwo dapat berjalan dengan irama yang sama.
Gambar 7. Gunung Semeru terlihat dari area Posko |
Oleh : Ch. Winjaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar