Pengalaman pertama dalam misi di Tanah Papua, khususnya di Distrik Sumuri, Kampung Tofoi, Papua Barat, menjadi awal yang penuh tantangan dan keajaiban bagi saya. Diawali dengan kebingungan tentang apa yang akan saya lakukan di sana, tekad dan restu dari orang tua menjadi pendorong utama perjalanan ini.
Perjalanan dari Surabaya ke Papua dimulai dengan penerbangan yang menantang. Meskipun awalnya takut, lama kelamaan saya terbiasa. Perjalanan transit di Makassar memberi waktu bagi saya untuk mempersiapkan diri lebih baik. Sampai di Manokwari, saya disambut oleh Romo Kurniawan CM dan Frater Rinto CM di Paroki St. Thomas Aquinas Manokwari, tempat saya bermalam sehari sebelum melanjutkan perjalanan darat.
Perjalanan darat menuju Bintuni memakan waktu enam jam yang melelahkan. Menginap sehari di penginapan 86, esoknya saya melanjutkan perjalanan melalui jalur laut menggunakan kapal kayu ketinting selama enam jam lagi menuju pelabuhan kecil di Tofoi.
Tiba di Tofoi, saya disambut oleh Romo Yusep CM dan para pemuda dari Paroki Kristus Terang Dunia. Setelah makan siang bersama Romo Due CM dan Romo Yusep CM, serta menjelaskan tugas-tugas misi saya, saya diperkenalkan kepada umat dalam perayaan Ekaristi. Meskipun malu, perkenalan tersebut membuat saya senang karena dikenal oleh banyak umat.
Tugas misi pertama saya adalah ikut turnei dengan Romo Yusep ke stasi Babo dan stasi Wimbro. Perjalanan yang penuh petualangan melewati muara dan laut dengan perahu motor kecil memberikan pengalaman baru yang luar biasa. Di Babo dan Wimbro, kami disambut oleh umat setempat dan melaksanakan misa. Meskipun hujan, kami berhasil kembali dengan selamat ke Paroki Kristus Terang Dunia.
Dari pengalaman ini, saya belajar banyak hal baru, terutama dalam memperkuat iman dan keterlibatan dalam ibadah. Di sini, saya tidak hanya ikut dalam doa malam dan misa pagi, tetapi juga belajar menyiapkan alat misa. Pengalaman ini memberi semangat baru bagi saya untuk melanjutkan tugas misi selama setahun di Papua. Dengan begitu banyak pelajaran dan pengalaman baru, dan semua tidak lepas dari doa orang-orang baik dan orang-orang tercinta sehingga saya bisa sampai di Tanah Papua ini.
Oleh : Jemmy Aquariesta – Februari 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar