Dulu aku pernah pergi ke kuburan dengan dua adik yaitu Kokok dan
Ari. Kuburan simbah terletak di sebuah kuburan tua yang sudah penuh. Tetapi
karena masih saja ada orang yang mengubur di tempat ini maka kuburan menjadi
penuh sesak. Patok atau maesan bertebaran tidak tertata rapi. Sepertinya orang
berusaha memanfaatkan setiap jengkal tanah untuk kuburan, maka ada kuburan yang
menghadap barat laut atau timur laut. Tidak semua menghadap utara seperti
kebiasaan orang Jawa.
Sampai di kuburan embah kami mulai membersihkan rumput. Tiba-tiba
kulihat Kokok meloncat lalu lari tunggang langgan. Sesaat kemudian Ari pun lari
mengikuti Kokok. Melihat kedua adikku lari maka aku pun lari mengejar mereka.
Aku tidak peduli kakiku terantuk patok atau semen yang membatasi kuburan.
Setelah agak jauh dari kuburan embah Kokok berhenti dengan nafas
terengah-engah.