Kala itu di sebuah dok kampung. Di
mulut muara ke laut. Di pesisir pantai barat Papua. Tempat yang asing bagiku
pada mulanya. Yang tak pernah bisa kubayangkan sebelumnya. Tapi, entah kenapa,
seolah rajin hadir dalam impian. Berada di tempat ini menjadi semacam God’s
gift yang tak henti kusyukuri.
Dok lagi ramai. Banyak anak.
Keluarga mengantar dan menemani mereka. Sebagian anak bermain dan berlari ke
sana ke mari. Yang lain duduk-duduk sendiri. Seperti melamun. Ada pula yang
lagi ngobrol dengan orang tuanya. Tas-tas besar dan kardus berbagai ukuran
bertumpukan dan bergeletakan di sana sini.
Mereka lagi nunggu longboat. Sebuah
perahu kayu agak panjang dengan motor tempel 15 PK atau 40 PK. Perjalanan
panjang sedang menanti. Kurang lebih tiga sampai empat jam, cerita mereka. Kota
kabupaten adalah tujuannya.