Pada tanggal 6 dan 7 Oktober 2018 yang lalu, Solidaritas Relawan
Kemanusiaan (SRK) mengadakan evaluasi dan refleksi atas keterlibatan para
relawan dalam masa tanggap darurat gempa bumi di Lombok. Acara diadakan di
gubug Lazaris, Pare – Kediri dihadiri oleh 45 orang relawan dari berbagai tempat
: Pare, Kediri, Blitar, Garum, Ponorogo, Trenggalek, Porong, Lombok dan
Surabaya.
Hari pertama, dengan dipandu oleh Rm. Novan CM digunakan untuk
mengevaluasi keterlibatan SRK dan jaringan kerja, baik itu yang dilakukan di
Lombok maupun yang dilakukan juga di Surabaya. Ada berbagai kesulitan yang
dialami oleh teman-teman relawan di Lombok misalnya pada tahap awal kedatangan,
kesulitan untuk mencari tempat yang dapat digunakan untuk posko, sulitnya
mencari bahan pangan dan air minum untuk dibeli, beberapa relawan kesulitan
mengisi form-form assessment dan cenderung membuat form tersendiri, dan banyak
lagi kesulitan yang dihadapi. Yang menyenangkan adalah ada banyak pihak yang
bergabung dan bekerja sama dengan SRK untuk melayani banyak hal : pelayanan
medis, trauma healing, assessment dan distribusi logistik, pembagunan fasilitas
umum, dan lain-lain.
Pada bagian refleksi, dipandu oleh Rm. Parno CM, para relawan
mengungkapkan banyak hal baik yang mereka dapatkan selama terlibat dan
berproses. Ada yang merasa malu karena ketika membantu penyintas, malah mereka
mendapatkan pelajaran berharga dari para penyintas. Mereka menemukan
nilai-nilai yang berguna bagi diri mereka yakni nilai solidaritas, kerjasama,
gotong royong yang diperlihatkan oleh para penyintas. Sesama relawan satu
dengan yang lain saling belajar supaya pelayanan kepada penyintas menjadi lebih
efektif. Dan... banyak nilai-nilai lain yang didapatkan oleh para relawan.
Esok paginya, para relawan mendiskusikan tindak lanjut karya
pelayanan untuk Lombok. Teman-teman dari Lombok : Jose, Dede dan Anis
menceritakan kondisi terakhir Lombok sejak teman-teman relawan yang dari Jawa
kembali ke Jawa. Jose dan Dede masih menindaklanjuti karya pelayanan disana dan
mengunjungi daerah-daerah yang pernah dilayani oleh SRK. Mereka berdua juga menjalin
kerjasama dengan kelompok-kelompok lain yang ada di Lombok seperti Gusdurian Lombok
untuk tetap membantu para penyintas yang sampai saat ini masih memerlukan
bantuan dan perhatian.
Dari diskusi pagi itu, disepakati bahwa sampai tiga bulan ke
depan, SRK masih terlibat dalam pelayanan di Lombok. Teknisnya seperti apa
masih akan dibicarakan lebih lanjut.
Koordinasi untuk Merespon Gempa
dan Tsunami Sulawesi Tengah (Palu, Sigi, Donggala)
Dalam waktu dekat, akan ada 4 orang yang berangkat ke Palu untuk
melakukan rapid assessment disana. Mereka akan berada disana minimal 2 minggu
dan melaporkan kepada teman-teman di Surabaya apa-apa saja yang mereka temukan
disana.
Demikian gambaran singkat acara evaluasi dan refleksi keterlibatan
para relawan dalam gempa bumi Lombok dan juga rencana keterlibatan dalam gempa
bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar