Halo, teman-teman semua! Kenalin aku Lala, perwakilan dari KSK SMAK St. Louis 2 Surabaya. Di kesempatan kali ini aku mau berbagi pengalamanku yang pertama ikut TKMV nih. Baca sampai habis ya, jangan di-skip seru banget soalnya! Berawal dari hari Sabtu, 14 September 2024, aku bersama teman-temanku dari SMAK St. Louis 2, SMAK St. Louis 1, SMKK St Louis, dan VMY (Vincentian Marian Youth) yang jumlahnya 14 orang berangkat bersama untuk mengikuti TKMV 2024.
Kebetulan acara TKMV tahun ini diadakan di Kota Malang, tepatnya di SMAK Santa Maria. Temanya “Surgite in Actio” yang memiliki arti bangkit bersama dalam tindakan. Sebelum berangkat ke Malang, kami dikumpulkan dulu untuk saling berkenalan dengan yang lain, dan juga kami diberi nasehat serta peneguhan oleh Rm. Paulus CM. Harapannya, agar kami mengetahui secara umum nih tentang apa itu TKMV. Tapi jujur, aku nggak punya bayangan apapun tentang kegiatan ini, karena ini adalah pengalamanku yang pertama ikut TKMV.
Kami berangkat pukul 09.00 WIB dan tiba di sana sekitar pukul 11.00 WIB, aku excited banget waktu tahu kami sudah sampai di Kota Malang. Saat perjalanan menuju SMAK Santa Maria, kami yang berbeda sekolah tidak terlalu banyak mengobrol satu sama lain, tentunya kami menghabiskan waktu untuk tidur, hehehe. Eh, tiba-tiba aja udah sampai, kami langsung registrasi dan acara yang pasti ditunggu yaitu makan siang bersama, hehehe. Benar saja makan siang bersama kali ini terasa canggung karena kami belum mengenal satu sama lain.
Nah, karena kegiatan TKMV dimulai pukul 15.00 dan aku banyak tidak mengenal peserta yang lain, jadi aku mulai SKSD aja deh, nyoba banyak mengobrol basa-basi supaya semakin dekat dengan yang lain, ehehehe. Benar saja, dari situ kami semakin dekat dan lebih mengenal. Eh, nggak kerasa tiba-tiba udah jam 15.00 tandanya kegiatan TKMV akan dimulai.
TKMV pun dibuka dengan perkenalan dengan panitia, pengenalan jargon, dan pembagian kelompok yang digunakan selama kegiatan TMKV 2024. Aku berkelompok dengan teman sekelompok yang umur dan agamanya berbeda, tapi mereka sangat ramah meskipun sebelumnya kami belum saling kenal. Setelah itu dilanjut dengan misa pembukaan di Gereja St. Vincentius a Paulo, Langsep. Selama berproses di sana, kebanyakan aku berkumpul dengan teman-teman satu kelompokku, kelompok 10.
Banyak banget pengalaman menarik di sana, tapi bagiku yang paling menarik adalah hari kedua. Hari kedua diawali dengan senam dan kami langsung berangkat untuk eksposur. Awalnya aku juga nggak tahu apa itu eksposur, tapi setelah diberi pengarahan akhirnya aku sedikit lebih tahu apa yang harus kulakukan saat eksposur. Aku coba jelasin pake gayaku ya, semoga kalian paham.
Jadi di eksposur ini kami diberi kesempatan buat cari pengalaman untuk bertemu dan ngobrol bersama orang miskin. “Seru banget!” kataku dalam hati setelah mendengar pengarahan itu. Aku pun merasa ada tantangan tersendiri buatku. Tantangan yang aku maksud adalah gimana caraku untuk bisa ngobrol dengan orang miskin yang baru aku temui layaknya seorang teman. Saat eksposur kami disebar di beberapa titik kemiskinan di Kota Malang, kebetulan kelompokku ditempatkan di Comboran. Di sini, kami dibagi lagi menjadi 2-3 orang untuk ngobrol bersama orang miskin. Oh iya, waktu eksposur kami tidak boleh membawa HP supaya kami lebih asyik ngobrol dengan teman baru kami, selain itu kami hanya boleh membawa uang sebesar Rp. 20.000,- untuk bekal kami di jalan. Sayangnya, saat TKMV aku juga lupa untuk membawa dompet, jadi Rp. 20.000,- ini kupinjam dari temanku, hehehe :D
Aku bersama teman sekelompok yang biasa disapa dengan panggilan Mas Verbi. Kami berdua berjalan untuk mencari orang yang dirasa tepat untuk diajak ngobrol saat eksposur. Saat itu suasana di Comboran sedang ramai-ramainya. Sejujurnya, kami kesulitan untuk menemukan orang yang bisa kami ajak ngobrol. Comboran sendiri adalah pasar loak. Kami berdua agak sungkan untuk sekedar ngobrol dengan penjualnya jika kami tidak membeli dagangannya.
Akhirnya kami berpindah tempat dan ngobrol dengan bapak yang kami temui di pinggir rel kereta. Mas Verbi mengawali pembicaraan dengan basa-basi menanyakan letak jual sparepart sepeda motor pada bapak itu. Tanpa disadari basa basi itu pun mengalir menjadi sebuah obrolan yang menyenangkan hingga bapak tersebut terbuka untuk menceritakan kisah hidupnya. Sejujurnya, di sana aku tidak terlalu banyak bicara dan bertanya karena Mas Verbi sudah sering melakukan KOM (Kunjungan Orang Miskin) jadi lebih berpengalaman.
Melalui kegiatan eksposur ini, aku mendapat beberapa kesadaran baru yaitu, orang miskin adalah orang yang lebih kaya dari kami secara Iman dan kesederhanaan yang kami alami saat eksposur seperti tidak boleh membawa HP dan hanya membawa uang Rp 20.000,- justru menambah relasi baru dengan orang-orang sekitar kami.
Aku senang dan bersyukur bisa mengikuti acara TKMV, karena bisa semakin mengetahui serta meneladani keutamaan Vincentian yaitu kesederhanaan, kerendahan hati, kelembutan hati, matiraga, semangat menyelamatkan jiwa-jiwa secara nyata sehingga bisa aku terapkan sebagai murid di sekolah seperti lembut secara tutur kata, memiliki daya juang, menolak rasa malas, dan bersikap sederhana. Selain itu, aku juga bertemu banyak teman yang baik dari berbagai daerah. Segitu dulu aja ya, semoga semakin banyak acara seperti ini supaya kalian juga merasakan keseruannya!
Laurensia Rosalendis Nugraheni
(KSK Yayasan Lazaris - SMAK St. Louis 2 Surabaya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar