Selamat datang di blog kami! Selamat menikmati aktivitas yang kami tuangkan dalam bentuk tulisan. Bila ada pertanyaan seputar aktivitas kami, silakan kirim ke alamat email kami: sekretkasihbangsa@gmail.com. Kunjungi pula situs kami di https://ykbs.or.id - Terima kasih...

Sabtu, 12 Oktober 2024

Misi Umat di Padang Agoda, Papua Barat

Perjalanan misi saya di Papua Barat ini merupakan pengalaman yang sangat lengkap dan penuh kesan. Saya ikut dalam kegiatan misi umat yang diadakan oleh Paroki Kristus Terang Dunia, Tofoi, di bawah koordinasi Romo Due CM. Pada tanggal 28-30 September 2024, kami melaksanakan misi umat di Stasi Santo Patrisius, daerah Padang Agoda, Distrik Sumuri. Ada 13 orang yang berpartisipasi dalam misi ini, terdiri dari Romo, suster, serta beberapa teman dari OMK (Orang Muda Katolik). Tim kami dibagi menjadi empat kelompok, dan saya berada satu tim dengan Suster Helena PK sebagai koordinator, bersama dua teman dari OMK.

 

Sebelum berangkat, kami berkumpul di pastoran untuk mengatur kendaraan menuju Stasi Santo Patrisius. Perjalanan memakan waktu sekitar 2-3 jam. Kami terbagi dalam dua rombongan: para Romo, suster, dan teman-teman OMK perempuan naik mobil, sementara OMK laki-laki menggunakan sepeda motor. Setibanya di Stasi Patrisius, kami disambut dengan hangat oleh umat setempat. Setelah perkenalan, kami dibagi ke rumah-rumah umat untuk menginap. Saya, Romo Due CM, dan Bryan, teman OMK, ditempatkan di rumah Bapak Yosep Dian, sementara teman-teman lainnya menginap di rumah umat yang berbeda.

 

Misi umat dimulai dengan misa pembukaan yang dipimpin oleh Romo Due CM dan Romo Yusep CM. Setelah misa, kami dijamu makan siang di rumah mantan kepala desa. Suasana makan siang terasa hangat dan penuh keakraban antara umat dan tim misi. Setelah beristirahat sejenak, kami melanjutkan tugas kunjungan ke rumah-rumah umat.

 


Dalam kunjungan, tim kami yang dipimpin Suster Helena PK bertugas mendata kekatolikan, pernikahan, serta anak-anak yang belum dibaptis. Di rumah Bapak Daniel Ateta, kami menemukan bahwa beliau belum menikah secara Katolik karena istrinya beragama Protestan, dan anak-anaknya juga belum dibaptis. Selain itu, Bapak Daniel belum memiliki pekerjaan tetap dan hanya bergantung pada hasil kebun untuk menghidupi keluarganya. Kunjungan kami berlanjut ke rumah Bapak Jendrianus Nahak, yang juga belum menikah resmi secara Katolik meskipun beliau dan istrinya sama-sama Katolik. Setelah kunjungan kami melanjutkan makan siang bersama dan lanjut istirahat sebentar.

 


Pada malam hari, kami mengadakan pertemuan dengan umat untuk membahas pembentukan lingkungan. Romo Due CM dan Romo Yusep CM menjelaskan pentingnya pembagian lingkungan untuk meningkatkan koordinasi umat. Umat di Stasi Santo Patrisius akhirnya dibagi menjadi dua lingkungan: Lingkungan Santo Yohanes Paulus II dan Lingkungan Santo Yohanes Paulus XXIII.

 


Hari kedua misi dimulai dengan kunjungan lanjutan ke rumah-rumah umat. Namun, perhatian saya sempat teralihkan oleh kehadiran seorang ibu yang tampak depresi karena beliau selalu mengikuti Tim kami saat kunjungan ke rumah-rumat umat. Ibu ini, yang dulunya dikenal baik sebagai bendahara gereja, mengalami gangguan mental setelah tidak mendapatkan bagian uang secara adil dari pembagian tanah adat. Keadaannya kini semakin parah, dan sering kali mengganggu kegiatan gereja. Kisahnya menyentuh hati kami, mengingat bahwa ketidakadilan kecil dapat berdampak besar pada kehidupan seseorang.

 


Di hari ketiga, kegiatan misi tidak sepadat sebelumnya. Teman-teman OMK mengadakan kegiatan bersama adik-adik Scami, sementara Romo Due CM dan Romo Yusep CM menekankan kembali pentingnya peran ketua lingkungan dalam menggerakkan umat. Kegiatan misi umat diakhiri dengan misa penutupan, di mana kami berdoa dan berfoto bersama sebelum kembali ke Tofoi.

 


Melalui pengalaman misi ini, kami belajar banyak, terutama tentang spiritualitas Vincentian. Keutamaan seperti kesederhanaan, kelembutan hati, dan menyelamatkan jiwa-jiwa semakin menguatkan iman kami. Sebagai umat Katolik, kehadiran kami di tengah umat menjadi nyata ketika kami melayani sesama, terutama mereka yang kurang beruntung. Pengalaman ini menginspirasi saya dan teman-teman untuk terus setia melayani umat Allah.

 

Semoga cerita ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua, terutama bagi umat Katolik, untuk selalu setia dalam melayani Tuhan melalui sesama. Terima kasih

 

Oleh : Jemmy Aquariesta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar