Selamat datang di blog kami! Selamat menikmati aktivitas yang kami tuangkan dalam bentuk tulisan. Bila ada pertanyaan seputar aktivitas kami, silakan kirim ke alamat email kami: sekretkasihbangsa@gmail.com. Kunjungi pula situs kami di https://ykbs.or.id - Terima kasih...
Tampilkan postingan dengan label budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label budaya. Tampilkan semua postingan

Selasa, 03 November 2015

INSTAN

Seminggu dua kali aku mengajari bahasa Inggris untuk anak-anak asrama. Hal yang paling sulit bagiku adalah bahwa anak-anak belum paham tentang tata bahasa Indonesia yang baku. Mereka masih belum memahami subyek, predikat, obyek, keterangan, kata kerja, kata benda, kata sifat dan sebagainya. Padahal dalam bahasa Inggris ada kata kerja bantu yang tidak ada dalam bahasa Indonesia. Maka aku memulai dengan kalimat-kalimat pendek dan menjelaskan tentang subyek, predikat, obyek dan sebagainya. Dalam mengajar bahasa Inggris pun aku mengulang-ulang soal sederhana untuk diterjemahkan dalam bahasa Inggris, misalnya Saya makan nasi. Saya sedang makan nasi. Saya makan nasi setiap hari. Nasi dimakan oleh saya. Saya pandai dan sebagainya. Meski sudah diulang-ulang tetap saja mereka kesulitan untuk menterjemahkan. Saya sampai bingung. Ini yang salah cara mengajarnya atau apa?

Senin, 15 Juni 2015

TAHUN LALU KAMU MASIH ANAK-ANAK



Saat misa di sebuah stasi aku melihat ada seorang ibu duduk di bangku paling depan. Tubuhnya gemuk dan pendek. Dia menggendong seorang bayi. Dia tersenyum padaku. Aku merasa pernah melihat wajahnya. Tapi aku lupa dimana pernah melihatnya? Sesekali aku menatap wajahnya sambil terus mengingatnya. Tetapi tetap tidak ingat. Apakah sebuah deja vu? Ibu muda itu membaptiskan anaknya yang baru berumur sebulan. Saat aku membaptis anaknya dia menatap dan tersenyum padaku. Aku pun tersenyum padanya.

Selesai misa seorang umat mengajakku untuk memberi sakramen perminyakan pada seorang bapak yang terkena stroke. Setelah selesai sakramen perminyakan tuan rumah menghidangkan kopi dan topuk (kue terbuat dari tepung ketan yang digoreng). Dengan diterangi cahaya pelita kecil, kami duduk di lantai menikmati topuk dan kopi hangat. Beberapa orang bercerita tentang para romo jaman dulu. Terkadang aku hanya tersenyum-senyum sambil berusaha meraba apa yang mereka bicarakan, saat mereka berbicara menggunakan bahasa daerah.