Seminggu
dua kali aku mengajari bahasa Inggris untuk anak-anak asrama. Hal yang paling
sulit bagiku adalah bahwa anak-anak belum paham tentang tata bahasa Indonesia
yang baku. Mereka masih belum memahami subyek, predikat, obyek, keterangan,
kata kerja, kata benda, kata sifat dan sebagainya. Padahal dalam bahasa Inggris
ada kata kerja bantu yang tidak ada dalam bahasa Indonesia. Maka aku memulai
dengan kalimat-kalimat pendek dan menjelaskan tentang subyek, predikat, obyek
dan sebagainya. Dalam mengajar bahasa Inggris pun aku mengulang-ulang soal
sederhana untuk diterjemahkan dalam bahasa Inggris, misalnya Saya makan nasi.
Saya sedang makan nasi. Saya makan nasi setiap hari. Nasi dimakan oleh saya.
Saya pandai dan sebagainya. Meski sudah diulang-ulang tetap saja mereka
kesulitan untuk menterjemahkan. Saya sampai bingung. Ini yang salah cara
mengajarnya atau apa?
Tampilkan postingan dengan label budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label budaya. Tampilkan semua postingan
Selasa, 03 November 2015
Senin, 15 Juni 2015
TAHUN LALU KAMU MASIH ANAK-ANAK
Saat
misa di sebuah stasi aku melihat ada seorang ibu duduk di bangku paling depan.
Tubuhnya gemuk dan pendek. Dia menggendong seorang bayi. Dia tersenyum padaku.
Aku merasa pernah melihat wajahnya. Tapi aku lupa dimana pernah melihatnya?
Sesekali aku menatap wajahnya sambil terus mengingatnya. Tetapi tetap tidak
ingat. Apakah sebuah deja vu? Ibu muda itu membaptiskan anaknya yang baru
berumur sebulan. Saat aku membaptis anaknya dia menatap dan tersenyum padaku.
Aku pun tersenyum padanya.
Selesai
misa seorang umat mengajakku untuk memberi sakramen perminyakan pada seorang
bapak yang terkena stroke. Setelah selesai sakramen perminyakan tuan rumah
menghidangkan kopi dan topuk (kue terbuat dari tepung ketan yang
digoreng). Dengan diterangi cahaya pelita kecil, kami duduk di lantai menikmati
topuk dan kopi hangat. Beberapa orang bercerita tentang para romo jaman
dulu. Terkadang aku hanya tersenyum-senyum sambil berusaha meraba apa yang
mereka bicarakan, saat mereka berbicara menggunakan bahasa daerah.
Langganan:
Postingan (Atom)