Aku hadir pada saat Rm. Gross merayakan 50 tahun imamat. Dia
seorang romo kelahiran Perancis. Pada saat homili dalam misa, dia menceritakan
sedikit pengalaman hidupnya. Dia lahir di sebuah desa kecil di Perancis saat
awal PD II dimana Perancis kalah oleh Jerman. Ayahnya adalah seorang aktivis
partai sosialis. Saat Rm. Gross sudah remaja, dia menyatakan keinginannya untuk
menjadi imam, ayahnya mempertanyakan keinginannya itu. Tetapi saat dia
mengatakan ingin bergabung dengan komunitas St. Vincentius a Paulo, langsung
ayahnya menyetujuinya. Bagi kebanyakan orang Perancis, St. Vincentius a Paulo
adalah tokoh besar. Dia adalah seorang imam di Perancis yang membela dan peduli
pada kaum miskin. Dia dapat dikatakan berusaha membongkar kehidupan Gereja yang
semula hanya berkutat pada doa atau sekitar altar dan banyak imam yang mengejar
kemewahan dan kenikmatan, menjadi Gereja yang peduli pada kaum miskin. St.
Vincentius memberikan pengajaran dan membuat kebijakannya bagi para imam CM dan
suster Puteri Kasih yang merupakan suatu gebrakan baru pada jaman itu.
Tampilkan postingan dengan label buruh perkebunan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label buruh perkebunan. Tampilkan semua postingan
Selasa, 11 Juli 2017
Sabtu, 28 Juni 2014
Sanggar Pendidikan Buruh Perkebunan
Upaya Perbaikan Pendidikan
Buruh Perkebunan
![]() |
Sanggar
pendidikan keluarga buruh perkebunan di Banyuwangi
|
Masa kanak-kanak
adalah masa yang indah karena dipenuhi dengan canda tawa, bermain, mendapatkan
kasih sayang dari orang tuanya, dan tentunya belajar demi mencapai masa depan
yang penuh harapan. Namun, kondisi ini sangat berbeda dengan kondisi anak-anak
buruh perkebunan di Banyuwangi. Fenomena anak putus sekolah dan bekerja di
kebun telah merampas hak ceria mereka karena terpaksa menjadi buruh sebelum
usia dewasa. Seharusnya mereka lebih memilih bersekolah dari pada kerja di
kebun. Tapi kondisi berbicara lain, penghasilan orang tua yang sedikit dari
bekerja di kebun dan pengetahuan orang tua yang minim soal pendidikan membuat
anak-anak mereka harus mengubur dalam-dalam untuk bisa sekolah pada tingkatan
SMA apalagi sampai sekolah pada tingkat universitas. Untuk membantu pengetahuan
dan keterampilan anak-anak buruh kebun, Wadas membangun sanggar belajar bagi
keluarga buruh kebun,yang menyediakan pendidikan membaca, menulis, bahasa
inggris, bahasa Indonesia dan keterampilan. Wadas juga mendirikan taman baca
yang menunjang penambahan pengetahuan bagi keluarga buruh perkebunan. Sanggar
belajar tersebut tidak diperuntukkan bagi anak-anak semata, para ibu dan bapak
yang ingin belajar pun juga ditampung dalam sanggar demi terwujudnya perbaikan
pendidikan bagi keluarga buruh perkebunan.
![]() |
Anak-anak buruh perkebunan tengah
mengikuti pendidikan di Sanggar
|
Dimuat
dalam buletin Fides Et Actio edisi No.44, Pebruari 2014
Langganan:
Postingan (Atom)