Selamat datang di blog kami! Selamat menikmati aktivitas yang kami tuangkan dalam bentuk tulisan. Bila ada pertanyaan seputar aktivitas kami, silakan kirim ke alamat email kami: sekretkasihbangsa@gmail.com. Kunjungi pula situs kami di https://ykbs.or.id - Terima kasih...
Tampilkan postingan dengan label buruh perkebunan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label buruh perkebunan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 Juli 2017

BISIK-BISIK SEUSAI MISA



Aku hadir pada saat Rm. Gross merayakan 50 tahun imamat. Dia seorang romo kelahiran Perancis. Pada saat homili dalam misa, dia menceritakan sedikit pengalaman hidupnya. Dia lahir di sebuah desa kecil di Perancis saat awal PD II dimana Perancis kalah oleh Jerman. Ayahnya adalah seorang aktivis partai sosialis. Saat Rm. Gross sudah remaja, dia menyatakan keinginannya untuk menjadi imam, ayahnya mempertanyakan keinginannya itu. Tetapi saat dia mengatakan ingin bergabung dengan komunitas St. Vincentius a Paulo, langsung ayahnya menyetujuinya. Bagi kebanyakan orang Perancis, St. Vincentius a Paulo adalah tokoh besar. Dia adalah seorang imam di Perancis yang membela dan peduli pada kaum miskin. Dia dapat dikatakan berusaha membongkar kehidupan Gereja yang semula hanya berkutat pada doa atau sekitar altar dan banyak imam yang mengejar kemewahan dan kenikmatan, menjadi Gereja yang peduli pada kaum miskin. St. Vincentius memberikan pengajaran dan membuat kebijakannya bagi para imam CM dan suster Puteri Kasih yang merupakan suatu gebrakan baru pada jaman itu.

Sabtu, 28 Juni 2014

Sanggar Pendidikan Buruh Perkebunan



Upaya Perbaikan Pendidikan Buruh Perkebunan




Sanggar pendidikan keluarga buruh perkebunan di Banyuwangi
Masa kanak-kanak adalah masa yang indah karena dipenuhi dengan canda tawa, bermain, mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya, dan tentunya belajar demi mencapai masa depan yang penuh harapan. Namun, kondisi ini sangat berbeda dengan kondisi anak-anak buruh perkebunan di Banyuwangi. Fenomena anak putus sekolah dan bekerja di kebun telah merampas hak ceria mereka karena terpaksa menjadi buruh sebelum usia dewasa. Seharusnya mereka lebih memilih bersekolah dari pada kerja di kebun. Tapi kondisi berbicara lain, penghasilan orang tua yang sedikit dari bekerja di kebun dan pengetahuan orang tua yang minim soal pendidikan membuat anak-anak mereka harus mengubur dalam-dalam untuk bisa sekolah pada tingkatan SMA apalagi sampai sekolah pada tingkat universitas. Untuk membantu pengetahuan dan keterampilan anak-anak buruh kebun, Wadas membangun sanggar belajar bagi keluarga buruh kebun,yang menyediakan pendidikan membaca, menulis, bahasa inggris, bahasa Indonesia dan keterampilan. Wadas juga mendirikan taman baca yang menunjang penambahan pengetahuan bagi keluarga buruh perkebunan. Sanggar belajar tersebut tidak diperuntukkan bagi anak-anak semata, para ibu dan bapak yang ingin belajar pun juga ditampung dalam sanggar demi terwujudnya perbaikan pendidikan bagi keluarga buruh perkebunan. 

Anak-anak buruh perkebunan tengah mengikuti pendidikan di Sanggar


(Mahrawi, Divisi Pendidikan Wadas, tinggal di Banyuwangi).
Dimuat dalam buletin Fides Et Actio edisi No.44, Pebruari 2014