Rm.
Ignatius Suparno CM menjelaskan tentang karya St. Vinsensius dalam kancah
perang saudara di Perancis yang dikenal dengan perang Fronde (1648-1649 dan 1651-1653)
|
Pada
tanggal 28 September 2014 yang lalu, YKBS mengadakan acara Vinsensiusan dalam
rangka merayakan hari raya St. Vincentius a Paulo, pelindung karya sosial. Acara
diadakan di sekretariat YKBS Jl. Kinibalu 41 Surabaya dan dihadiri sekitar
30-an orang. Selain dihadiri oleh para relawan YKBS, juga hadir perwakilan dari
beberapa keluarga Vinsensian lainnya yang ada di Surabaya.
Acara
diadakan secara sederhana yakni dengan presentasi singkat dari Rm. Ignatius
Suparno CM tentang sepenggal karya St. Vinsensius dalam kancah perang saudara,
perang Fronde. (lihat http://vinsensius.wordpress.com/2008/04/05/santo-vinsensius-bapak-orang-miskin-biografi-singkat)
Vinsensius sangat dekat dengan rakyat kecil, tetapi sekaligus dekat pula dengan orang besar, karena Vinsensius ingin menjadi jembatan antara masyarakat yang kaya dan masyarakat yang miskin. Empat orang yang mengendalikan Pemerintah Perancis mengajak Vinsensius untuk bekerja sama: Kardinal Richelieu, Kardinal Mazzarino, Raja Louis XIII dan Ratu Anna dari Austria Khususnya pada masa Ratu Anna memegang pucuk Kerajaan dengan Kardinal Mazzarino sebagai Perdana Menteri, Vinsensius mendapat kedudukan yang cukup tinggi dalam ‘kabinet’ Perancis. Sebagai Bapak Pengakuan Ratu, santo kita menjadi anggota ‘Dewan Hati Nurani’. Dewan ini bertugas memberikan saran kepada Ratu dalam segala urusan kenegaraan yang menyangkut hati nuraninya.
Vinsensius
berperan penting, terutama dalam pengangkatan Uskup-Uskup. Dia yakin bahwa
pembaharuan Gereja Perancis, sesuai dengan harapan Konsili Trente, banyak
tergantung pada Uskup-Uskup. Vinsensius mencoba memperjuangkan imam-imam yang
pantas untuk kedudukan itu. Karenanya Vinsensius harus banyak berkorban, sebab
perjuangannya itu tidak seiring dengan pandangan Kardinal Mazzarino, yang lebih
cenderung menganggap pengangkatan Uskup sebagai suatu permainan politik.
Vinsensius mendapat kesulitan juga dari banyak keluarga terkemuka, yang hanya
ingin memperjuangkan kehormatan keluarga tanpa mempedulikan kepentingan Gereja.
Vinsensius
menjadi anggota Dewan Hati Nurani dari tahun 1643 sampai tahun 1652, Pada masa
itu Perancis diguncangkan oleh perang saudara yang diberi nama perang ‘Fronde’
(1648-1649, 1651-1653). Di tengah-tengah pertentngan antara golongan yang
bertikai, Vinsensius menjadi tokoh penengah, karena dia dekat dengan Ratu dan
Perdana Menteri, dan dekat pula dengan rakyat, parlemen dan keluarga-keluarga
bangsawan. Dua kali Vinsensius melakukan tindakan yang bersejarah, pada bulan
Januari 1649 dan pada bulan September 1652. Dia mengusulkan kepada Kardinal
Mazzarino agar mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri, karena dialah yang
dipandang oleh rakyat sebagai biang keladi perang itu. Pertama kali langkah
Vinsensius gagal; tetapi pada tahun 1652 berhasil dan menyelamatkan Perancis
dari pertumpahan darah yang tak berguna.
Setelah
presentasi singkat tentang karya Vinsensius dalam perang Fronde, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan malam
bersama. Semoga dengan penjelasan tentang karya St. Vinsensius dalam kancah
perang Fronde, kita sebagai
Vinsensian semakin mengenal sosok St. Vinsensius dan terinspirasi dengan karya-karyanya
untuk kita bawa dalam kehidupan sehari-hari. (Indro W)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar