Di hari yang begitu
panas ini kulanjutkan perjalananku menuju Sentra PKL Karah untuk sejenak beristirahat
sambil bersantap siang. Setelah selesai makan siang, rasanya masih malas untuk
pulang, jadi iseng saja siang ini aku jalan-jalan di sekitaran sungai Rolak. Di
sana aku melihat ada beberapa orang yang sedang asyik memancing. Tidak puas
dengan hanya jalan-jalan saja, keisenganku mulai muncul untuk mulai mengambil
beberapa potret kegiatan mereka.
Lagi-lagi
ketidakpuasanku untuk iseng muncul. Aku hampiri salah seorang dari pemancing
itu sambil bertanya "Sudah dapat banyak hari ini, Pak?". Mendengar
suaraku itu, seorang bapak yang biasa dipanggil "Pak Sur" seorang
yang hobi menjaring ikan berasal dari Sepanjang itu menatap tajam ke arahku.
"Waduh salah ngomong nih", pikirku. Setelah agak lama menatapku
beliau pun menghela nafas dalam-dalam sambil menggelengkan kepala. "Hari
ini sepi, airnya jelek, matahari juga sangat panas, anginnya kencang, arus air
juga jadi deras, jadi ikannya nggak muncul"
Mendengar jawabannya aku
jadi lega karena tidak jadi salah ngomong, tapi juga jadi kasihan oleh jawaban
yang begitu detil dengan raut muka yang lesu.
Setelah kutawari
sebatang rokok, beliau pun mulai mengeluarkan segala keluh kesahnya mulai dari
sepinya ikan yang dari kemarin pagi tidak didapat, hingga rasa kecewanya
terhadap orang-orang dekatnya yang meninggalkannya.
Di kemajuan jaman yang
cepat ini, beliau merasa sangat tertinggal hingga hanya memancing yang bisa
dilakukannya untuk bertahan hidup. Bukan hanya jaman yang semakin maju dan
meninggalkannya, namun juga anak dan istrinya, begitu ucapnya.
Hasil ikan yang beliau
dapat pun seringkali dibagikan pada tetangga untuk diolah dan dinikmati
bersama. Karena dengan begitu, beliau tidak lagi merasa kesepian dan masih bisa
menikmati hangatnya kasih keluarga walaupun hanya dari tetangganya saja.
"Beruntung saya
masih kuat bersepeda ke sini untuk menjaring ikan dan punya tetangga baik yang
sudah seperti keluarga, setidaknya Tuhan masih ada, tidak meninggalkan
saya" tutupnya.
Yaah, begitulah hasil
keisengan saya siang ini, lumayanlah iseng-iseng berfaedah, hehehe. Sesulit apa
pun hidup bagi kita, bersyukur saja, Tuhan selalu hadir di hidup ini. Matur
nuwun, Pak Sur, sampai jumpa lagi. Terima kasih Tuhan, sudah hadir sebagai
penjaring ikan.
Christianus H. Winjaya
Dimuat dalam buletin Fides Et Actio edisi No. 100, Oktober
2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar