Selamat datang di blog kami! Selamat menikmati aktivitas yang kami tuangkan dalam bentuk tulisan. Bila ada pertanyaan seputar aktivitas kami, silakan kirim ke alamat email kami: sekretkasihbangsa@gmail.com. Kunjungi pula situs kami di https://ykbs.or.id - Terima kasih...
Tampilkan postingan dengan label Papua New Guinea. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Papua New Guinea. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Oktober 2015

"Berjalan dengan Hati"



Alam mempunyai bahasa tersendiri untuk mengungkapkan suatu misteri. Misteri itu dapat dimengeri dan dipahami, tatkala hati membuka diri untuk melihat bahasa alam. Mungkin inilah yang harus dipelajari dari saat ke saat. Hari itu, saya dengan pastoral team hendak berangkat ke beberapa kampung untuk mengirim bantuan makanan bagi para korban bencana banjir.  Beberapa anak muda membantu kami untuk mengangkat bahan makanan dari rumah menuju tepi pantai. Namun, tanpa kami ketahui ban gerobak bocor. Gerobak dorong ini dipakai untuk menarik speed boat dari rumah kami menuju tepi pantai. Segera saya mencari tempat service ban, namun tempat service ban di Pulau Daru, Province Barat, Papua New Guinea bukanlah hal yang gampang ditemukan. Setelah mencari beberapa tempat, mereka mengatakan kepadaku bahwa tidak ada tempat service ban disini. Saya kembali ke rumah dan duduk sejenak di pintu rumah, sambil berpikir apa yang dapat saya lakukan? Jimmy, salah satu pastoral agen mendekatiku dan berkata bahwa kami dapat menyewa gerobak dorong  orang lain untuk menarik speed boat ke tepi pantai, meskipun dengan biaya yang sangat mahal. Saya tidak keberatan, karena berpikir bahwa kampung-kampung dimana terjadi banjir sedang menderita dan membutuhkan makanan. Jadi bagi saya tidak ada kompromi dengan urusan ini.

Kamis, 25 Juni 2015

"Menunggu di sudut jalan"



Hari masih pagi. Tampak beberapa pedagang kecil membawa kursi dan meja bergegas menuju pasar sirih pinang di pinggir jalan. Dari jauh serombongan massa bergerak menuju jalan, berteriak memecah kesunyian pagi yang indah. Mereka bergerak begitu cepat, lalu menghilang di pertigaan jalan. Hanya suara teriakan saja yang terdengar.  Beberapa saat kemudian, massa semakin banyak meluap ke jalan. Saya bergegas mengambil kamera dan tas kecil saya menuju jalan. Massa bergerak di jalan, tampak di baris paling depan  adalah beberapa wajah yang saya  kenal, mereka terus berteriak dan berkata  “tidak ada makanan di pulau ini, bagaimana kami bisa hidup”. Saya memilih pergi ke pinggir jalan berdiri bersama dengan Emanual, salah satu umat yang menjual makananya di pingir jalan. Perlahan-lahan  mereka bergerak ke arah kami. Tatkala itu  seorang pejabat keluar dari Hotel berpakain rapih, mencoba menghentikan mereka. Namun mereka bergerak menuju dia dan berteriak agar pemerintah secepatnya mendatangkan bahan makanan. Salah satu diantara mereka berkata bahwa “mengapa pemerintah hanya duduk diam saja, lakukan sesuatu untuk kami. Jangan hanya menginap di hotel saja sedangkan kami masyarakat miskin tetap menderita. Lihatlah anak-anak kami, sudah tidak dapat ke sekolah lagi.

Selasa, 07 Januari 2014

Dibius Selama 30 Tahun



Selama 30 tahun satu propinsi dibuat “fly” dan dibius oleh tambang emas OK Tedi Mining Limited. Selama itu baik masyarakat maupun Gereja mendapat fasilitas listrik gratis, tis, tis tanpa biaya sedikitpun. Lalu disusul pula dengan aneka sarana penunjang modernitas khas Eropa yang membuat masyarakat makin fly luar biasa. Lompatan teknologi membuat manja dan mematikan kreativitas juga. Padahal mereka tidak terlibat sama sekali di pertambangan yang sudah menguras ribuan ton emas dari bagian timur bumi cendrawasih ini.