Selamat datang di blog kami! Selamat menikmati aktivitas yang kami tuangkan dalam bentuk tulisan. Bila ada pertanyaan seputar aktivitas kami, silakan kirim ke alamat email kami: sekretkasihbangsa@gmail.com. Kunjungi pula situs kami di https://ykbs.or.id - Terima kasih...
Tampilkan postingan dengan label cita-cita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cita-cita. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 Maret 2024

IMPIAN ATAU BERMIMPI

Perjalananku diawali naik kapal Dharma Kartika IX. Aku mendapat tiket kelas ekonomi. Tempat tidur di kelas ekonomi berupa satu papan panjang dan disekat hanya bagian kepalanya saja. Jadi seperti pindang di jejer-jejer. Dapat makan dua kali, pagi dan siang. Ruangan ber AC jadi lumayan untuk sesaat menjadi beruang kutub yang sedang hibernasi.

 

Bosan meringkuk aku duduk di teras kapal. Ngobrol dengan berbagai macam orang. Ada sekelompok anak muda dari Makasar yang akan berjualan hasil kerajinan. Ada sekelompok pemuda dari Jawa Barat dan Jawa Tengah yang akan bekerja di perkebunan sawit. Ada bapak-bapak yang sudah lama bekerja di penambangan batu bara. Ada petani dari Kediri yang hidup bertani di Plaihari sekarang dia membawa mobil untuk disewakan ke perkebunan sawit. Menurutku yang paling lucu adalah seorang bapa yang umurnya sekitar 60 tahunan. Dia bercerita panjang lebar bahwa dia dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Di Jawa dia merasa kurang berhasil maka akan mencoba peruntungan di Kalimantan. Saya tanya dia belajar darimana? Dia menceritakan kalau dia belajar sendiri. Sejak SMP dia sudah sering meditasi. Dia bertanya apakah aku pernah membaca buku Kho Ping Ho? Aku jawab tidak pernah. Dia bercerita bahwa dia belajar dari buku itu dan sudah mencapai tingkatan ke sembilan dalam hal midatasi. Mendengar itu aku hanya memasang wajah serius dan penuh kagum.

Sabtu, 01 Oktober 2022

Resolusi Itu Cita-cita

Semasa di bangku sekolah dasar, sering beberapa orang dewasa, termasuk guru-guru kita, mempertanyakan apa cita-cita kita. Kebanyakan, jawaban kita adalah menjadi dokter, guru, pelaut, tentara, atau polisi. Ini lumrah. Sebab pada masa itu atau semasa saya sekolah dasar, tidak ada profesi yang lebih mentereng selain yang saya jabarkan di atas. Jarang yang menjawab agak berbeda. Misalkan menjadi wirausaha, volunteer, pengabdi masyarakat, aktivis, penulis, wartawan, presiden dan seterusnya.

Kamis, 25 Juli 2019

MEMBANGUN MIMPI

Kemarin aku mengajak dua anak dari Menukung yang berada di panti Benih Kasih, Kenjeran Surabaya pergi ke Cepu untuk bertemu teman-teman mereka yang berada di Cepu. Sampai Cepu sudah jam 14 an. Setelah makan mie aku mengajak anak-anak untuk berkumpul. Mereka berbagi pengalaman selama 2 tahun lebih tinggal di Jawa. Dari sharing beberapa anak, aku melihat ada yang berubah di dalam diri mereka. Ada seorang anak dari Serawai, yang mengatakan bahwa sekolah disini bukan hanya agar dikatakan sekolah di Jawa, tetapi usaha untuk mencapai sesuatu yang lebih baik lagi. Seorang anak dari Menukung, mengatakan bahwa dia harus bangun pagi jam 4 lalu melakukan kegiatan doa, makan pagi, berangkat ke sekolah naik sepeda. Seandainya selama 3 tahun itu keringat mereka diperas mungkin dapat 1 ember. Tetapi dia merasa bangga bahwa semua itu demi masa depan. Anak-anak banyak belajar sesuatu yang dapat mengubah hidup demi masa depan.

Jumat, 24 Mei 2019

Cita-Cita Pekerja Rumah Tangga

Pekerja rumah tangga (PRT) atau orang lebih mengenal pembantu rumah tangga cita-citanya sederhana hanya ingin punya rumah sendiri yang bisa di buat tempat tinggal untuk istirahat memejamkan mata.

Cita-cita sederhana itu merupakan gambaran dari puluhan ribu PRT di Indonesia tak terkecuali ibu Tukiyah (70) yang sudah bekerja 27 jadi PRT di kota Surabaya.

Perempuan asal Wlingi Blitar, Jawa Timur ini sejak usia remaja sudah harus berpisah dengan orang tuanya. Ia terpaksa harus bekerja di saat teman sebayanya sekolah.

Jumat, 02 Juni 2017

Impian hidup Iyan...

Muhammad Mujianto, lahir di Surabaya 4 Maret 2004.  Anak bungsu dari dua bersaudara ini sudah tidak lagi memiliki orang tua. Ibunya sudah meninggal semenjak Ia berumur 11 tahun, sedangkan ayahnya sampai saat ini tidak tahu entah dimana keberadaanya.

Iyan pernah bersekolah di salah satu SD di Surabaya, tetapi hanya sampai kelas 4 SD saja. Hal ini disebabkan lantaran anak ini merasa tidak diperhatikan oleh wali kelasnya dan merasa tak nyaman sekolah di tempat tersebut. Iyan mencontohkan saat bel pulang sekolah berbunyi, tiap – tiap anak baris di kelas untuk berpamitan dengan wali kelas. Ketika tiba giliran Iyan, sang guru tak menggubris sama sekali dan membiarkannya melintas begitu saja. Ada hal lain juga yang menyebabkan Iyan enggan untuk kembali lagi bersekolah. Ternyata menurut pengakuan Iyan, jika di sekolah tidak ada yang mau berteman dengannya. Kebanyakan dari teman – teman cowoknya yang tidak mau berteman dengannya malah mengajak ia bertengkar dengan teman cowok yang lainnya.